Berbagai konsep dan prinsip mendasar telah dibentuk dalam dunia linguistik, dan salah satunya yang paling sering ditangani adalah definisi dan penggolongan kalimat. Menurut pandangan populer dan mashur, kalimat majemuk terbagi menjadi tiga kategori utama yaitu setara, bertingkat, dan campuran.
Kalimat Majemuk Setara
Ini merupakan jenis kalimat majemuk yang elemen-elemennya memiliki kedudukan yang sama dan tidak tergantung satu sama lain. Dengan kata lain, jika kita memisahkan satu elemen kalimat dari kalimat majemuk setara ini, maka kita akan masih mendapatkan kalimat yang memiliki makna sendiri. Contoh mudah dari kalimat majemuk setara adalah: “Dia sudah belajar, tetapi masih gagal juga.”
Kalimat Majemuk Bertingkat
Ini adalah jenis kalimat majemuk yang unsur kalimatnya memiliki kedudukan yang tidak sama. Ada kalimat yang menjadi pokok dan ada yang menjadi anak kalimat, sehingga kalimat-kalimat ini tidak bisa dipisah-pisah. Jika kita mencoba memisahkan salah satu elemen kalimat, maka kita tidak akan mendapatkan kalimat yang utuh dan memiliki makna sendiri, misalnya: “Ia tidak dapat pergi ke sekolah karena sakit.”
Kalimat Majemuk Campuran
Seperti namanya, kalimat majemuk campuran adalah kombinasi dari kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Dalam kalimat majemuk campuran, ada kalimat-kalimat yang kedudukannya setara serta ada juga yang kedudukannya bertingkat. Contohnya “Mereka berangkat pagi-pagi, biar tidak kena macet, tetapi kenyataannya tetap saja macet.”
Masing-masing jenis kalimat majemuk ini memiliki kegunaannya sendiri dalam penyampaian pesan atau ide secara efektif dan efisien. Dalam penulisan dan percakapan sehari-hari, kita cenderung menggunakan berbagai kombinasi dari tiga jenis kalimat majemuk ini.
Jadi, jawabannya apa? Menurut pendapat yang populer dan mashur, kalimat majemuk dibagi menjadi tiga jenis: kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran. Masing-masing memiliki karakteristik dan fungsi uniknya dalam bahasa dan komunikasi.