Paket

Mewujudkan Sekolah Ramah Anak: Guru Penggerak, Rencana Perubahan, dan Inkuiri Apresiatif

68
×

Mewujudkan Sekolah Ramah Anak: Guru Penggerak, Rencana Perubahan, dan Inkuiri Apresiatif

Sebarkan artikel ini
Mewujudkan Sekolah Ramah Anak: Guru Penggerak, Rencana Perubahan, dan Inkuiri Apresiatif

Kualitas pendidikan yang baik sangat penting untuk menciptakan generasi penerus yang cerdas dan berkarakter. Seiring dengan perkembangan zaman, konsep sekolah ramah anak menjadi salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam dunia pendidikan. Untuk mewujudkan sekolah ramah anak, seorang guru penggerak harus menyusun rencana perubahan yang efektif dengan menerapkan inkuiri apresiatif secara menyeluruh. Adapun langkah pertama yang harus kita ketahui sebelum beranjak ke tahapan berikutnya adalah dengan mengidentifikasi hal-hal di sekolah yang dapat mendukung terciptanya sekolah ramah anak.

Guru Penggerak

Seorang guru penggerak merupakan pendorong utama dalam menciptakan sekolah ramah anak. Dalam perannya, guru penggerak memiliki visi dan misi yang jelas untuk menciptakan sekolah yang menjunjung tinggi hak-hak anak, menghargai perbedaan, serta menekankan pada kesetaraan dan inklusi bagi semua peserta didik.

Rencana Perubahan

Dalam menyusun rencana perubahan, ada beberapa langkah yang bisa diadaptasi, antara lain:

  1. Identifikasi: Mengidentifikasi kondisi sekolah saat ini, baik infrastruktur, kurikulum, sistem pembelajaran, hubungan antaranggota, dan masih banyak lagi.
  2. Analisis: Menganalisis hal-hal yang perlu diubah berdasarkan hasil identifikasi.
  3. Penyusunan strategi: Menyusun strategi yang tepat untuk menciptakan sekolah ramah anak berdasarkan analisis yang telah dilakukan.
  4. Implementasi: Melakukan perubahan berdasarkan strategi yang telah disusun dan melibatkan seluruh anggota sekolah.
  5. Evaluasi: Menilai hasil perubahan yang telah dilakukan dan mencari cara untuk memperbaiki kekurangan.

Inkuiri Apresiatif

Inkuiri apresiatif adalah pendekatan yang berfokus pada hal-hal positif dalam suatu organisasi, seperti sekolah, dan menggunakan potensi tersebut sebagai dasar untuk mengembangkan ke depan. Dalam konteks sekolah ramah anak, inkuiri apresiatif digunakan untuk:

  • Membangun hubungan yang harmonis antara guru, siswa, dan orang tua.
  • Melakukan perubahan yang bersifat inklusif dan partisipatif.
  • Menyadari potensi dan kekuatan yang ada dalam sekolah untuk menciptakan lingkungan yang kondusif.

Langkah Pertama: Mengidentifikasi Hal-Hal di Sekolah yang Dapat Mendukung Terwujudnya Sekolah Ramah Anak

Sebelum beranjak ke langkah berikutnya, kita perlu mengidentifikasi kekuatan dan potensi yang ada di sekolah. Hal ini meliputi:

  • Infrastruktur yang mendukung keberagaman siswa, seperti aksesibilitas, fasilitas, dan lingkungan yang aman dan nyaman.
  • Kurikulum yang inklusif, berkualitas, dan menyenangkan bagi semua peserta didik terlepas dari latar belakang mereka.
  • Sistem pembelajaran yang efektif, partisipatif, dan inovatif sehingga bisa mencapai seluruh peserta didik.
  • Keterlibatan dan dukungan dari orang tua, komunitas, dan pemerintah dalam proses pembelajaran dan perubahan sekolah.

Setelah mengidentifikasi hal-hal di atas, kita siap untuk bergerak menuju langkah berikutnya dalam rencana perubahan yang disusun. Dengan bekal inkuiri apresiatif, keberagaman sekolah, dan komitmen semua pihak, kita dapat menciptakan sekolah yang ramah bagi anak-anak dan mendukung pembentukan generasi penerus yang unggul.

Jadi, jawabannya apa?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *