Modus Ponens adalah aturan dalam logika yang memungkinkan kita untuk menarik kesimpulan dari dua premis yang telah diberikan. Dalam modus ponens ini, jika premis pertama dan premisa kedua terpenuhi, maka kita dapat menyimpulkan kesimpulan yang dihasilkan dari kedua premis tersebut. Berikut ini akan diberikan contoh aplikasi dari modus ponens dengan menggunakan dua premis yang berbeda.
Premis 1: Jika Hujan, Maka Jalanan Licin
Premis pertama ini mengungkapkan bahwa apabila terjadi hujan, maka jalanan akan menjadi licin. Hal ini sangat umum ditemui, karena hujan menyebabkan banyak air di permukaan jalan, sehingga sehingga jalanan menjadi licin dan sulit untuk dilewati dengan mudah, terutama bagi pengendara sepeda motor dan mobil.
Premis 2: Sekarang Sedang Hujan
Premis kedua ini menggambarkan kondisi cuaca saat ini, yaitu sedang terjadi hujan. Ini bisa dilihat dari langit yang mendung, suara gemericik air hujan, dan genangan air di sekitar kita.
Kedua premis ini akan menjadi argumen yang memenuhi ketentuan modus ponens, karena jika kita menggabungkan kedua premis tersebut, kita bisa menyimpulkan sesuatu yang logis dan konsisten.
Kesimpulan: Maka, Jalanan Sekarang Licin
Dari premis 1 (“Jika hujan, maka jalanan licin”) dan premis 2 (“Sekarang sedang hujan”), kita bisa menyimpulkan bahwa jalanan saat ini haruslah licin. Ini adalah contoh penerapan modus ponens, di mana kita menarik kesimpulan dari dua premis yang diberikan.
Modus ponens sangat penting dalam berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan, hukum, dan filsafat. Dengan pemikiran yang sistematis dan logis, kita dapat membuat argumen yang kuat dan meyakinkan untuk mendukung suatu klaim atau tesis. Dalam contoh di atas, kita menggunakan modus ponens untuk menguraikan hubungan sebab-akibat antara hujan dan kondisi jalanan yang licin, yang bisa menjadi dasar untuk rekomendasi kebijakan, seperti mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati saat berkendara di tengah hujan.