Diskusi

Orientasi Psikologis dalam Studi Administrasi Publik Menunjukkan Perhatian Terhadap Individu-Individu dalam Situasi Administrasi, Oleh Siapakah Pendapat Ini Dicetuskan?

380
×

Orientasi Psikologis dalam Studi Administrasi Publik Menunjukkan Perhatian Terhadap Individu-Individu dalam Situasi Administrasi, Oleh Siapakah Pendapat Ini Dicetuskan?

Sebarkan artikel ini
Orientasi Psikologis dalam Studi Administrasi Publik Menunjukkan Perhatian Terhadap Individu-Individu dalam Situasi Administrasi, Oleh Siapakah Pendapat Ini Dicetuskan?

Orang yang mencetuskan pendapat ini adalah seorang tokoh dalam bidang administrasi publik bernama Herbert A. Simon. Sebagai ilmuwan politik, ekonom dan ahli sosial, Simon mengkritik pendekatan klasik yang mengabaikan faktor manusia dalam studi administrasi publik. Ia memaparkan bahwa orientasi psikologis dalam studi administrasi publik sangat penting untuk memahami bagaimana individu-individu di dalam situasi administrasi bertindak dan membuat keputusan.

Latar Belakang Herbert A. Simon

Herbert A. Simon adalah seorang akademisi Amerika yang mendapat Nobel Ekonomi pada tahun 1978. Ia memberikan kontribusi yang besar dalam berbagai bidang, seperti ilmu komputer, ekonomi, psikologi, dan tentu saja, administrasi publik. Salah satu konsep penting yang ia kembangkan adalah teori “rasionalitas terbatas” (bounded rationality). Menurut teori ini, individu-individu membuat keputusan berdasarkan informasi yang terbatas, waktu yang singkat, dan kemampuan kognitif yang terbatas.

Orientasi Psikologis dalam Studi Administrasi Publik

Orientasi psikologis dalam studi administrasi publik mengacu pada penggunaan prinsip-prinsip psikologi untuk memahami perilaku individu di bidang administrasi publik. Hal ini melibatkan studi tentang bagaimana individu membuat keputusan, bagaimana mereka berinteraksi dengan sistem dan struktur organisasi tempat mereka bekerja, dan bagaimana faktor-faktor psikologis mempengaruhi kinerja mereka.

Menurut Herbert A. Simon, administrasi publik tidak hanya tentang kebijakan dan prosedur, tetapi juga tentang individu-individu yang ada di dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, penelitian dalam administrasi publik harus mempertimbangkan aspek-aspek yang lebih manusiawi seperti persepsi, motivasi, dan emosi, terlebih dalam konteks pengambilan keputusan.

Implementasi Pendekatan Psikologis

Pendekatan psikologis dalam studi administrasi publik memiliki beberapa aplikasi. Misalnya, pemahaman tentang proses pengambilan keputusan individu dapat membantu pembuat kebijakan dalam menciptakan lingkungan yang mendukung keputusan yang lebih efisien dan efektif. Selain itu, penelitian psikologis mengenai motivasi karyawan dapat memberikan petunjuk tentang cara meningkatkan produktivitas dan kinerja dalam organisasi publik.

Dalam rangka mengimplementasikan pendekatan psikologis ini, peneliti dapat menggunakan metode berikut:

  1. Wawancara: Melakukan wawancara secara mendalam dengan individu yang terlibat dalam situasi administrasi publik untuk melihat persepsi, nilai-nilai, dan motivasi mereka.
  2. Survei: Menggunakan kuesioner atau survei untuk mengumpulkan data tentang preferensi, kebutuhan, dan harapan individu terkait situasi administrasi publik.
  3. Observasi: Melaksanakan studi etnografi atau observasi partisipatif untuk memahami perilaku dan interaksi individu di dalam organisasi publik.

Kesimpulan

Herbert A. Simon merupakan tokoh yang mencetuskan pendapat tentang perhatian terhadap individu-individu dalam situasi administrasi dalam studi administrasi publik. Orientasi psikologis ini membantu dalam memahami proses pengambilan keputusan serta interaksi dalam organisasi publik. Hal ini, pada akhirnya, berguna untuk menciptakan sistem administrasi yang lebih baik dan efisien.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *