Pada bulan Januari 1965, adalah masa ketegangan politik tinggi di Indonesia. Partai Komunis Indonesia (PKI), yang menjadi kekuatan besar pada masa itu, mengajukan gagasan yang cukup kontroversial, yaitu pembentukan “Angkatan Kelima.” Ini adalah puncak dari usaha PKI untuk mendapatkan pengaruh lebih besar dalam struktur kekuatan militer dan politik di Indonesia.
Konteks Sejarah
Sebelum memahami pembentukan “Angkatan Kelima,” penting untuk melihat konteks sejarah Indonesia pada saat itu. Pada tahun 1960-an, Indonesia dipimpin oleh Presiden Soekarno, yang mengejar politik non-blok dan menentang hegemoni Barat atau Timur. Tindakan-tindakan ini telah membuat pejabat militer Amerika dan Inggris khawatir tentang perkembangan PKI.
Angkatan Kelima
Dalam sistem militer, angkatan biasanya merujuk pada cabang militer: seperti Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara dan Polisi Militer. Namun, dalam konteks ini, “Angkatan Kelima” merujuk pada satu kekuatan militan baru yang dirancang oleh PKI untuk berperan sebagai milisi rakyat, yang akan memperkokoh posisi mereka dalam struktur kekuatan Indonesia.
Proposal PKI melibatkan pendirian “Angkatan Kelima” yang terdiri atas petani, buruh, intelektual progresif, dan pendukung komunis lainnya. Tujuannya adalah untuk menciptakan kekuatan yang dapat melawan segala bentuk penindasan dan kolonialisme, serta melawan para oposisi internal yang mengancam PKI.
Dampak dan Konsekuensi
Gagasan tentang Angkatan Kelima ini membuat pihak militer dan sejumlah besar masyarakat menjadi resah, sebab ini berpotensi mengubah keseimbangan kekuasaan dan mengancam stabilitas negara. Tidak lama kemudian, PKI dituduh terlibat dalam upaya kudeta, yang dikenal sebagai Gerakan 30 September.
Bulan-bulan yang berikutnya ditandai dengan kebrutalan dan kekejaman, yang muncul sebagai respons terhadap ancaman yang dirasakan dari PKI. Ratusan ribu orang, banyak di antara mereka dituduh sebagai simpatisan PKI, dibunuh dalam pembantaian anti-komunis yang terjadi keesokan hari.
Kesimpulan
Jadi, jawabannya apa? Angkatan Kelima adalah usulan dari PKI untuk membentuk milisi rakyat yang terdiri dari petani, buruh, dan intelektual progresif. Terlepas dari intensi aslinya, usulan tersebut merumitkan hubungan politik dan militer di Indonesia, yang berakhir dengan tragedi dan kekejaman yang memilukan dan masih hangat diperbincangkan hingga hari ini.