Diskusi

Pada Hari Raya Idul Fitri, Tina Sebagai Seorang Bidan Mendapat Panggilan di Satu Desa Terpencil untuk Menolong Persalinan, Sedangkan Sanak Keluarga yang Jauh Telah Datang di Rumah Tina untuk Bersilaturahmi dan Makan Kumpul Bersama. Namun, Tina Memutuskan untuk Tetap Pergi Membantu Persalinan Pasien Tersebut dan Memilih Meninggalkan Keluarganya di Rumah. Tindakan yang Tina Lakukan Sejalan dengan Pancasila Sila

46
×

Pada Hari Raya Idul Fitri, Tina Sebagai Seorang Bidan Mendapat Panggilan di Satu Desa Terpencil untuk Menolong Persalinan, Sedangkan Sanak Keluarga yang Jauh Telah Datang di Rumah Tina untuk Bersilaturahmi dan Makan Kumpul Bersama. Namun, Tina Memutuskan untuk Tetap Pergi Membantu Persalinan Pasien Tersebut dan Memilih Meninggalkan Keluarganya di Rumah. Tindakan yang Tina Lakukan Sejalan dengan Pancasila Sila

Sebarkan artikel ini
Pada Hari Raya Idul Fitri, Tina Sebagai Seorang Bidan Mendapat Panggilan di Satu Desa Terpencil untuk Menolong Persalinan, Sedangkan Sanak Keluarga yang Jauh Telah Datang di Rumah Tina untuk Bersilaturahmi dan Makan Kumpul Bersama. Namun, Tina Memutuskan untuk Tetap Pergi Membantu Persalinan Pasien Tersebut dan Memilih Meninggalkan Keluarganya di Rumah. Tindakan yang Tina Lakukan Sejalan dengan Pancasila Sila

Pada hari raya Idul Fitri, sebuah momentum yang dinanti-nanti oleh setiap umat Muslim berlangsung. Kebersamaan, kehangatan, dan rasa syukur overlow dalam Kerukunan keluarga dan kebersamaan dengan teman atau kenalan semakin erat dijalin melalui silaturahmi. Namun, sebuah kejadian luar biasa terjadi yang menempatkan Tina di antara dua pilihan, suatu panggilan yang tak bisa dihindari.

Tina, seorang bidan yang dedikasinya terhadap profesi dan kemanusiaan sudah tidak perlu diragukan lagi. Pada saat hari raya Idul Fitri, ia mendapatkan panggilan darurat dari sebuah desa terpencil yang memerlukan bantuan pertolongan persalinan. Kondisi ini membuat kekhawatirannya tak terbendung jika hanya mengetahui kondisi persalinan secara telpon. Namun, pada saat yang bersamaan, keluarga telah berkumpul di rumah Tina untuk menyambut hari kemenangan dengan penuh suka cita dan kehangatan.

Dalam kondisi ini, Tina dihadapkan pada dua pilihan pada hari raya tersebut. Tanggung jawab moral sebagai seorang bidan yang harus menolong pasien menjadi nilai kemanusiaan yang ia pegang teguh, dan tentu saja nilai-nilai Pancasila yang dijunjung tinggi sebagai landasan dan petunjuk dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Memilih untuk pergi membantu persalinan pasien di desa tersebut dan meninggalkan keluarganya di rumah, tindakan yang Tina lakukan sejalan dengan Pancasila sila ke-2, “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”. Prilaku ini menggambarkan sikap Tina dalam menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan sejalan dengan semangat Pancasila, tepatnya pada sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.

Tina menunjukkan bahwa kebaikan dan keberanian untuk membuat keputusan yang tepat di tengah keraguan yang niscaya meragukan, tetap menjadi prioritasnya demi kepentingan pasiennya. Dengan perbuatannya, Tina telah memberikan contoh nyata bagaimana mengaplikasikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam dunia kesehatan yang tidak mengenal waktu dan situasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Pada akhir cerita ini, Tina telah berhasil mengedepankan rasa kemanusiaan dalam menjalani profesi dan tanggung jawabnya, bahkan di momen yang mengharuskan ia untuk berkendara ke desa yang jauh dari pemukiman warga. Pengorbanan yang Tina lakukan pada hari raya Idul Fitri sebagai bidan terus menjadi bukti bahwa Pancasila sebagai dasar negara dan budi pekerti bangsa, memiliki keserasian yang sangat mendalam dengan tugas dan semangat kemanusiaannya serta menjalani hidup secara adil dan beradab.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *