Diskusi

Pembatasan Penggunaan Handphone Bagi Peserta Didik di Dalam Lingkungan Sekolah adalah Contoh Perubahan Sosial Budaya yang Disebabkan oleh Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain Melalui Proses

61
×

Pembatasan Penggunaan Handphone Bagi Peserta Didik di Dalam Lingkungan Sekolah adalah Contoh Perubahan Sosial Budaya yang Disebabkan oleh Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain Melalui Proses

Sebarkan artikel ini
Pembatasan Penggunaan Handphone Bagi Peserta Didik di Dalam Lingkungan Sekolah adalah Contoh Perubahan Sosial Budaya yang Disebabkan oleh Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain Melalui Proses

Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, peran handphone dalam kehidupan sehari-hari kini menjadi semakin penting dan beragam. Tak hanya menjadi alat komunikasi, handphone kini juga menjadi sarana akses informasi, hiburan, hingga fasilitas pendidikan. Namun begitu, terdapat dampak negatif yang muncul bersamaan, khususnya bagi peserta didik di lingkungan sekolah.

Menanggapi hal tersebut, kebijakan pembatasan penggunaan handphone bagi peserta didik di lingkungan sekolah mulai diterapkan. Kebijakan ini merupakan contoh perubahan sosial budaya yang disebabkan oleh pengaruh kebudayaan masyarakat lain.

Latar Belakang Munculnya Perubahan

Perubahan ini sejatinya dilandasi oleh nilai-nilai positif yang ingin ditegakkan dalam dan oleh sistem pendidikan. Di antaranya adalah menjaga fokus belajar peserta didik, membangun interaksi sosial langsung, dan juga menghindari dampak negatif seperti cyberbullying dan kecanduan media sosial.

Pengaruh dari kebudayaan masyarakat lain yang menjadi katalis perubahan ini berasal dari negara-negara maju yang lebih dulu melakukan kebijakan serupa, seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis. Negara-negara tersebut telah lebih dulu menerapkan pembatasan penggunaan perangkat pribadi di lingkungan pendidikan sebagai respons atas dampak negatif yang ditimbulkan.

Proses Penyebab Perubahan

Proses perubahan sosial budaya ini terjadi melalui batasan-batasan dan aturan-aturan yang diberlakukan oleh pihak sekolah. Pembatasan ini bukan hanya meliputi penggunaan handphone di kelas saat proses belajar-mengajar berlangsung, tapi juga penggunaan handphone di lingkungan sekolah secara umum.

Proses ini juga melibatkan adaptasi peserta didik, orangtua, dan tenaga pendidik dalam menerima dan menjalankan aturan baru tersebut. Meski awalnya mungkin menimbulkan ketidaknyamanan atau penolakan, namun seiring waktu, kebijakan ini diharapkan dapat diinternalisasikan dan dijadikan sebagai bagian dari budaya sekolah itu sendiri.

Kesimpulan

Jadi, pembatasan penggunaan handphone bagi peserta didik di dalam lingkungan sekolah adalah contoh konkret perubahan sosial budaya yang dipengaruhi oleh kebudayaan masyarakat lain. Proses ini menjadi pelajaran penting bahwa perkembangan teknologi perlu diiringi dengan kesadaran dan regulasi yang mampu mencegah dampak negatifnya, khususnya bagi generasi muda yang masih dalam tahap pembelajaran dan pengembangan diri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *