Pada saat kita berbicara tentang kehidupan bermasyarakat dan bernegara, kita seringkali merujuk kepada konsep negara, pemerintahan, dan warganya. Sebuah negara berfungsi dan bertahan melalui serangkaian struktur organisasional dan peraturan yang dikelola oleh pemegang kekuasaan. Lalu, siapakah pemegang kekuasaan tertinggi dalam konteks ini?
Sebelum kita menjawab pertanyaan ini, perlu kita mengakui bahwa istilah “kekuasaan tertinggi” itu sendiri bisa berarti banyak hal, dan interpretasinya bisa sangat dipengaruhi oleh kerangka teoritis individual, konteks historis dan budaya, serta perspektif politik seseorang. Akan tetapi, umumnya konotasi pemegang kekuasaan tertinggi merujuk kepada entitas atau individu yang memiliki otoritas definitif untuk membuat, mengubah, atau menghapus hukum dan peraturan dalam suatu negara atau masyarakat.
Di banyak negara demokratis modern, teori kedaulatan rakyat, yang dikemukakan oleh Jean-Jacques Rousseau dan Thomas Hobbes, menegaskan bahwa pemegang kekuasaan tertinggi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara adalah rakyat itu sendiri. Rakyatlah yang melalui pemilihan umum memilih perwakilan mereka untuk bekerja di berbagai tingkat pemerintahan. Walaupun perwakilan ini memegang kekuasaan, mereka harus bertanggung jawab dan melapor kepada rakyat yang mereka wakili. Sehingga, dapat dikatakan bahwa warga negara sebagai pemegang kekuasaan tertinggi.
Akan tetapi, pemahaman ini tidak selalu berlaku di setiap negara. Beberapa negara, seperti monarki mutlak, menganggap raja atau ratu sebagai pemegang kekuasaan tertinggi. Di beberapa negara lain, kekuasaan tertinggi mungkin berada di tangan pemimpin politik, partai politik, atau kelompok militer.
Secara umum, pemegang kekuasaan tertinggi dalam suatu masyarakat atau negara adalah subjek yang rumit dan hal ini juga sangat bergantung pada konteks khusus negara atau masyarakat tersebut. Konsep ini mengetengahkan perdebatan mengenai interpretasi kekuasaan, otoritas, demokrasi, dan legitimasi.
Menguak pemahaman tentang ‘siapa pemegang kekuasaan tertinggi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara’ memang dipengaruhi oleh banyak faktor dan melibatkan beragam pendekatan. Tetapi yang pasti, pemahaman ini sangat penting untuk membantu kita memahami bagaimana masyarakat dan negara bekerja dan, idealnya, bagaimana kita dapat berkontribusi untuk menciptakan masyarakat dan negara yang lebih adil dan sejahtera.
Jadi, jawabannya apa? Tidak ada jawaban yang mutlak untuk pertanyaan ini, karena semuanya berbeda-beda tergantung pada konteks dan interpretasi. Namun, yang perlu diingat adalah bahwa dalam setiap struktur kekuasaan, ada tugas dan tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh pemegang kekuasaan tersebut. Seharusnya, kekuasaan di tangan seseorang atau kelompok untuk melayani dan memajukan kepentingan rakyatnya, bukan sebaliknya.