Diskusi

Pendidikan Kewarganegaraan: Belajar Tentang Keindonesiaan, Menjadi Manusia Berkepribadian Indonesia, dan Mengatasi Luntur Rasa Kebangsaan

41
×

Pendidikan Kewarganegaraan: Belajar Tentang Keindonesiaan, Menjadi Manusia Berkepribadian Indonesia, dan Mengatasi Luntur Rasa Kebangsaan

Sebarkan artikel ini
Pendidikan Kewarganegaraan: Belajar Tentang Keindonesiaan, Menjadi Manusia Berkepribadian Indonesia, dan Mengatasi Luntur Rasa Kebangsaan

Pendidikan Kewarganegaraan, dalam esensinya, adalah proses pendidikan yang berfokus pada pembentukan identitas keindonesiaan dan pembinaan karakter manusia berkepribadian Indonesia. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan kewarganegaraan ditujukan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.

Penting untuk memahami bahwa komitmen emosional terhadap negara (rasa cinta tanah air dan rasa kebangsaan) adalah inti dari pendidikan kewarganegaraan. Namun, terdapat indikasi yang mencemaskan belakangan ini bahwa rasa kebangsaan dan cinta tanah air pada generasi muda mulai luntur.

Pertanyaan yang muncul, mengapa hal ini bisa terjadi? Apakah pendidikan kewarganegaraan di Indonesia belum berhasil mencapai tujuannya?

Faktor Penyebab Luntur Rasa Kebangsaan

Faktor penyebab luntur rasa kebangsaan dan cinta tanah air di Indonesia tentunya sangat kompleks, tidak bisa dipahami serta diatasi hanya dengan satu pendekatan.

Pertama, faktor globalisasi yang sangat mempengaruhi perubahan identitas dan nilai-nilai tradisional. Globalisasi mendatangkan budaya, ide, dan informasi dari berbagai belahan dunia yang bisa mengubah persepsi dan nilai-nilai generasi muda.

Kedua, peran media dan teknologi yang huge ini mempermudah penyebaran informasi dan budaya asing. Meski pada satu sisi membuka wawasan, di sisi lain bisa membuat generasi muda lebih mudah terpapar oleh nilai dan identitas yang berbeda.

Ketiga, pendidikan kewarganegaraan yang masih kurang optimal dalam menanamkan rasa cinta tanah air dan rasa kebangsaan. Kurikulum yang seringkali kurang kontekstual dan metode pengajaran yang kurang menarik menjadikan materi kewarganegaraan kurang menarik bagi siswa.

Menilai Keberhasilan Pendidikan Kewarganegaraan

Menilai keberhasilan pendidikan kewarganegaraan tidaklah mudah. Tidak cukup hanya melihat apakah generasi muda masih memiliki rasa cinta tanah air atau tidak. Pendidikan kewarganegaraan juga perlu dinilai dari seberapa jauh peserta didik mampu memahami, menghormati, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Jika diukur dari indikasi luntur rasa kebangsaan dan cinta tanah air, bisa dikatakan bahwa pendidikan kewarganegaraan individu yang masuk dalam zona ‘belum berhasil’. Tetapi, ini juga menjadi alarm untuk seluruh elemen pendidikan, bukan hanya sebagai evaluasi tapi juga sebagai introspeksi dalam penanaman nilai keindonesiaan kepada generasi muda.

Pendidikan kewarganegaraan memiliki tugas yang sangat besar dalam menciptakan manusia Indonesia yang memahami dan mencintai tanah airnya. Oleh karena itu, diperlukan upaya serius, baik dari pemerintah, pendidik, maupun masyarakat, untuk membuat pendidikan kewarganegaraan lebih efektif dan relevan dengan kebutuhan dan tantangan zaman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *