Sosial

Perang Salib Berlangsung Cukup Lama, Hampir 200 Tahun Lamanya, Mulai 1.096 Hingga 1.291: Perang Ini Pertama Kali Pecah Pada Era Pemerintahan Dinasti Abbasiyah, Saat Itu yang Menjadi Khalifah adalah Ahmad Al-Mustazhir. Ia Khalifah ke…….

35
×

Perang Salib Berlangsung Cukup Lama, Hampir 200 Tahun Lamanya, Mulai 1.096 Hingga 1.291: Perang Ini Pertama Kali Pecah Pada Era Pemerintahan Dinasti Abbasiyah, Saat Itu yang Menjadi Khalifah adalah Ahmad Al-Mustazhir. Ia Khalifah ke…….

Sebarkan artikel ini
Perang Salib Berlangsung Cukup Lama, Hampir 200 Tahun Lamanya, Mulai 1.096 Hingga 1.291: Perang Ini Pertama Kali Pecah Pada Era Pemerintahan Dinasti Abbasiyah, Saat Itu yang Menjadi Khalifah adalah Ahmad Al-Mustazhir. Ia Khalifah ke…….

Perang Salib merupakan rentetan perang yang melibatkan pasukan Kristen dari Eropa dan pasukan Muslim dari Timur Tengah. Perang ini berlangsung cukup lama, hampir 200 tahun lamanya, dari tahun 1096 hingga tahun 1291. Perang ini pertama kali pecah pada era pemerintahan Dinasti Abbasiyah, saat itu yang menjadi khalifah adalah Ahmad Al-Mustazhir. Ia merupakan khalifah ke-27 dalam sejarah Dinasti Abbasiyah.

Latar Belakang Perang Salib

Perang Salib dimulai sebagai respons dari umat Kristen di Barat terhadap penaklukan dan penjajahan Muslim atas Tanah Suci, yaitu tempat-tempat yang dianggap suci oleh umat Kristen, seperti Yerusalem dan Bethlehem. Selain itu, perang ini juga dipicu oleh ambisi politik dan ekonomi berbagai pemimpin Eropa kala itu, yang mengincar pengaruh dan kekayaan dari wilayah Timur Tengah.

Perjalanan Perang Salib

Perang Salib terdiri dari beberapa gelombang atau kampanye militer yang melibatkan pasukan dari berbagai negara dan denominasi Kristen. Perang ini umumnya dibagi menjadi delapan perang utama:

  1. Perang Salib Pertama (1096-1099): Dipicu oleh seruan Paus Urban II untuk merebut Tanah Suci dari Muslim. Pasukan Kristen berhasil merebut Yerusalem pada tahun 1099.
  2. Perang Salib Kedua (1147-1149): Dipicu oleh kekalahan Kerajaan Yerusalem di tangan Muslim. Pasukan Kristen tidak berhasil mencapai tujuan utama mereka.
  3. Perang Salib Ketiga (1189-1192): Dipicu oleh penaklukan kembali Yerusalem oleh Salahuddin Al-Ayyubi. Meskipun pasukan Kristen tidak berhasil merebut kembali Yerusalem, mereka berhasil memperoleh kontrol atas beberapa kota pesisir.
  4. Perang Salib Keempat (1202-1204): Pasukan Kristen beralih dari tujuan awal merebut Tanah Suci dan malah menyerang dan menguasai Konstantinopel, ibu kota Kekaisaran Bizantium. Hal ini menyebabkan perpecahan lebih jauh di antara umat Kristen Timur dan Barat.
  5. Perang Salib Kelima (1217-1221): Pasukan Kristen tidak berhasil mengambil alih Yerusalem atau wilayah lainnya di Timur Tengah.
  6. Perang Salib Keenam (1228-1229): Dipimpin oleh Kaisar Frederick II, yang berhasil bernegosiasi dengan Sultan Al-Kamil untuk mengendalikan Yerusalem, meskipun kota tersebut kembali jatuh ke tangan Muslim beberapa tahun kemudian.
  7. Perang Salib Ketujuh (1248-1254): Dipimpin oleh Raja Louis IX dari Prancis, yang tidak berhasil mengambil alih wilayah Muslim di Timur Tengah.
  8. Perang Salib Kedelapan (1270): Pasukan Raja Louis IX menyerang Tunis, tetapi kemudian ia meninggal, dan pasukannya pulang tanpa hasil yang signifikan.

Akhir Perang Salib dan Dampaknya

Perang Salib berakhir pada tahun 1291, ketika Acre, kota terakhir yang dikuasai Kristen di Tanah Suci, jatuh ke tangan pasukan Muslim. Meskipun tidak berhasil mengendalikan Tanah Suci secara permanen, perang ini memiliki dampak besar pada dunia, termasuk pengaruh politik, ekonomi, dan budaya yang signifikan.

Beberapa dampak Perang Salib yang terpenting antara lain peningkatan kontak antara Eropa dan Timur Tengah, pertumbuhan perdagangan, perkembangan teknologi militer, dan persaingan politik antar negara di Eropa. Selain itu, perang ini juga meninggalkan bekas yang mendalam dalam hubungan antara umat Kristen dan Muslim, yang terus berlanjut hingga hari ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *