Sejarah Indonesia tidak lepas dari perjuangan bangsa-bangsa di Nusantara melawan penjajahan. Salah satu contoh perjuangan yang heroik tersebut adalah perlawanan rakyat Bali terhadap penjajah Belanda. Perlawanan ini tidak lepas dari aksi-aksi Belanda yang dipandang merugikan dan menginjak-injak martabat rakyat Bali.
Konteks Historis
Belanda memasuki wilayah Bali pada abad ke-16, meski dominasinya baru benar-benar terasa pada paruh kedua abad ke-19. Belanda yang pada saat itu menguasai sebagian besar wilayah di Nusantara, berupaya keras untuk memperkuat kekuasaannya di Bali. Berbagai macam upaya dilakukan dengan harapan rakyat Bali akan pasrah dan tunduk di bawah aturan mereka.
Perlakuan Belanda terhadap Rakyat Bali
Berbagai upaya penjajahan Belanda di Bali, salah satunya adalah sistem tanam paksa yang diajukan oleh Gubernur Jenderal Belanda, Johannes van den Bosch. Sistem ini memaksa rakyat Bali untuk beralih dari tanaman subsistensi ke tanaman ekspor seperti kopi dan tebu yang lebih menguntungkan bagi perekonomian kolonial Belanda. Sistem ini menyebabkan kelaparan dan penderitaan rakyat Bali, sehingga menimbulkan perlawanan.
Selain itu, penghapusan sistem feodal yang telah lama diterapkan di Bali juga menjadi salah satu faktor kekecewaan rakyat. Penghancuran puri dan pelarangan praktik-praktik agama Hindu yang dianggap “barbar” oleh Belanda juga mendorong rakyat Bali untuk memberontak.
Perlawanan Rakyat Bali
Perlawanan paling dikenal terhadap penjajahan Belanda di Bali adalah Puputan Badung dan Puputan Klungkung. Puputan adalah istilah dalam bahasa Bali yang berarti “berakhir” atau “habis”. Dalam konteks ini, Puputan merujuk pada tindakan massal bunuh diri sebagai bentuk perlawanan terakhir terhadap penjajahan Belanda.
Pertarungan Puputan Badung terjadi pada 20 September 1906 ketika raja dan rakyat Badung memilih mati daripada hidup di bawah penjajahan Belanda. Hal yang sama juga terjadi di Klungkung, di mana raja dan ratusan pengikutnya melakukan Puputan pada 28 April 1908.
Penutup
Perlakuan Belanda yang mencoba mengubah cara hidup dan kepercayaan rakyat Bali menjadi faktor pemicu pemberontakan. Meski perlawanan tersebut berakhir tragis, semangat dan keberanian rakyat Bali ini tetap hidup dan menginspirasi perjuangan-perjuangan lainnya dalam sejarah Indonesia. Peristiwa-peristiwa ini memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya menjaga kebebasan dan menjunjung tinggi martabat sebagai bangsa.