Buku

Perpecahan Sarekat Islam Menjadi S.I Putih dan S.I Merah Dilatarbelakangi oleh….

29
×

Perpecahan Sarekat Islam Menjadi S.I Putih dan S.I Merah Dilatarbelakangi oleh….

Sebarkan artikel ini
Perpecahan Sarekat Islam Menjadi S.I Putih dan S.I Merah Dilatarbelakangi oleh….

Sarekat Islam (S.I) adalah sebuah organisasi politik yang berperan penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Namun, dalam perjalanannya, organisasi ini mengalami perpecahan yang signifikan, menghasilkan dua aliran utama, yaitu S.I Putih dan S.I Merah. Secara umum, perpecahan ini dipicu oleh beberapa faktor, termasuk perbedaan pandangan ideologis, persaingan kepemimpinan, serta posisi terhadap pemerintah kolonial Belanda.

Perbedaan Pandangan Ideologis

Perbedaan pandangan ideologis menjadi pemicu utama perpecahan Sarekat Islam menjadi dua kelompok. S.I Putih, yang dipimpin oleh H.O.S Tjokroaminoto, cenderung menganut paham moderat dan lebih bersifat kooperatif terhadap pemerintah kolonial. Di sisi lain, S.I Merah, yang dipimpin oleh Semaun dan Darsono, lebih radikal dan berjuang untuk perubahan sosial politik melalui jalur revolusioner.

Persaingan Kepemimpinan

Perpecahan dalam Sarekat Islam juga terjadi karena persaingan dalam kepemimpinan. Bagian ini lebih banyak dipicu oleh perbedaan latar belakang sosial dan pendidikan para pemimpinnya. Tjokroaminoto, pemimpin S.I Putih, merupakan sosok yang berlatar belakang priyayi dan memiliki pandangan politik moderat. Sedangkan Semaun dan Darsono, pemimpin S.I Merah, memiliki latar belakang buruh dan golongan rakyat kecil. Keduanya memiliki visi dan misi yang berbeda dalam memimpin organisasi, yang akhirnya memicu konflik dan perpecahan.

Posisi Terhadap Pemerintah Kolonial Belanda

Selain perbedaan pandangan ideologis dan persaingan kepemimpinan, posisi terhadap pemerintah kolonial Belanda juga menjadi faktor yang mendorong perpecahan Sarekat Islam. S.I Putih lebih bersifat kooperatif terhadap pemerintah kolonial Belanda dan berusaha mencapai tujuannya melalui jalur diplomasi dan kerjasama. Di sisi lain, S.I Merah mengambil sikap antagonis terhadap pemerintah kolonial dan berusaha mencapai tujuannya melalui resistensi dan konfrontasi.

Dalam kesimpulannya, perpecahan Sarekat Islam menjadi S.I Putih dan S.I Merah tidak terlepas dari perbedaan pandangan ideologis, persaingan kepemimpinan, dan posisi yang berbeda dalam menanggapi pemerintah kolonial Belanda. Perpecahan ini memberikan warna tersendiri dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Jadi, jawabannya apa? Perpecahan Sarekat Islam menjadi S.I Putih dan S.I Merah dilatarbelakangi oleh perbedaan pandangan ideologis, persaingan kepemimpinan, dan perbedaan sikap terhadap pemerintah kolonial Belanda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *