Mengetahui kehamilan adalah salah satu pengalaman bahagia bagi setiap pasangan. Namun, terkadang para ibu hamil akan merasa cemas ketika mengalami gangguan kesehatan yang tidak jarang terjadi pada trimester pertama kehamilan, seperti keluar darah terus menerus meskipun sudah diketahui positif hamil. Keluarnya darah dalam jumlah beragam pada ibu hamil sering kali diartikan sebagai tanda keguguran, meski pada kenyataannya, tidak selalu demikian.
Berikut adalah beberapa penyebab keluar darah terus menerus selama kehamilan dan penjelasan mengenai kondisi tersebut:
1. Implantasi
Implantasi adalah proses dimana embrio menempel pada dinding rahim. Proses ini terjadi sekitar 6-10 hari setelah pembuahan. Saat implantasi, bisa terjadi pendarahan ringan yang biasanya disertai dengan nyeri atau kram perut ringan. Warna darah yang keluar cenderung berwarna merah muda atau coklat dan hanya berlangsung beberapa jam hingga beberapa hari.
2. Mengalami Infeksi
Infeksi yang terjadi pada organ reproduksi seperti vagina dan serviks dapat menyebabkan peradangan dan luka pada jaringan, sehingga menimbulkan pendarahan. Infeksi yang umum terjadi adalah vaginitis, cervicitis, dan penyakit kelamin. Penanganan dari kondisi ini adalah dengan mengatasi penyebab infeksinya, seperti penggunaan antibiotik jika disebabkan oleh bakteri.
3. Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik adalah keadaan dimana embrio menempel dan tumbuh di luar rahim, misalnya di saluran tuba fallopi. Kondisi ini bisa sangat berbahaya bagi ibu dan mengakibatkan komplikasi yang serius. Selain pendarahan, gejala kehamilan ektopik antara lain nyeri perut yang sangat parah, sakit saat buang air kecil atau besar, dan pusing atau pingsan. Penanganan kehamilan ektopik adalah dengan penggunaan obat atau operasi, tergantung pada kondisi ibu dan usia kehamilan.
4. Plasenta Previa
Plasenta previa adalah kondisi di mana plasenta menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir. Kondisi ini bisa menyebabkan pendarahan hebat pada trimester ke 2 dan ke 3. Pendarahan yang terjadi biasanya tidak nyeri dan bersifat impulsif. Penanganan plasenta previa meliputi pemantauan rutin, istirahat, dan melakukan operasi caesar jika dibutuhkan.
5. Laserasi atau Luka
Pendarahan kecil yang tidak berhubungan dengan kehamilan bisa terjadi karena adanya laserasi atau luka pada vagina atau serviks. Luka ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti hubungan seksual atau pemeriksaan dalam. Dalam hal ini, keluarnya darah terus menerus pada ibu hamil biasanya akan berhenti dengan sendirinya.
Dalam kondisi positif hamil dan mengalami keluar darah terus menerus, sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter kandungan. Pastikan untuk rutin memeriksakan kehamilan agar mendapatkan penanganan yang tepat dan mendukung kesehatan ibu dan janin.