Prasasti merupakan sumber sejarah yang sangat penting, yang mencatat berbagai kejadian penting dari zaman dahulu. Prasasti-prasasti tersebut ditulis dalam berbagai bahasa, salah satunya adalah bahasa Indonesia. Salah satu prasasti berbahasa Indonesia yang ditemukan dan berasal dari tahun 683 Masehi adalah Prasasti Kedukan Bukit.
Prasasti Kedukan Bukit ditemukan pada tanggal 29 November 1920 di Kedukan Bukit, Sumatera Selatan, oleh tim arkeolog Belanda. Prasasti ini adalah salah satu bukti sejarah tertua mengenai keberadaan Kerajaan Sriwijaya.
Prasasti ini ditulis dalam bahasa Melayu Kuno, yang merupakan bentuk awal dari bahasa Indonesia. Ini menampilkan catatan mengenai penyergapan dan penaklukan wilayah oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa, raja pertama Kerajaan Sriwijaya. Prasasti ini mengajarkan kita banyak hal mengenai kehidupan, struktur sosial, dan politik pada zaman itu.
Prasasti Kedukan Bukit terdiri dari 4 baris dengan 20 sampai 23 aksara dalam setiap barisnya. Aksara-aksara tersebut merekam perjalanan Dapunta Hyang yang berlayar “naik di dalam sampan 20.000, turun di muara Tatang di seberang Muka Kupang”.
Format penulisan prasasti ini berbentuk naratif menggunakan prosa liris, yang memberikan gambaran nyata tentang kejayaan Kerajaan Sriwijaya pada masa tersebut. Inilah sebabnya Prasasti Kedukan Bukit dianggap sebagai sumber informasi penting tentang Kerajaan Sriwijaya.
Menurut penelitian, Prasasti Kedukan Bukit diperkirakan ditulis pada tanggal 1 Juni 682 Masehi atau 604 Saka, yang menjadikannya sebagai artefak berbahasa Indonesia tertua yang pernah ditemukan.
Bayangkan betapa berharganya artefak ini, sebagai saksi bisu perkembangan budaya dan peradaban di wilayah Nusantara pada masa lalu.
Jadi, jawabannya apa?
Prasasti berbahasa Indonesia yang ditemukan pada tahun 683 Masehi adalah Prasasti Kedukan Bukit, sebuah prasasti berbahasa Melayu kuno yang mencatat perjalanan dan penaklukan Dapunta Hyang Sri Jayanasa, raja pertama Kerajaan Sriwijaya. Membaca dan memahami prasasti ini membuka pintu untuk memahami lebih jauh tentang sejarah dan peradaban bangsa Indonesia pada masa tersebut.