Pada awal abad ke-20, sebelum ditemukannya Gunung Everest sebagai puncak tertinggi di dunia, puncak gunung tertinggi yang dikenal saat itu adalah Gunung Kangchenjunga. Terletak di perbatasan antara Nepal dan India, Gunung Kangchenjunga memiliki ketinggian 8.586 meter di atas permukaan laut. Sampai tahun 1852, ketika pengukuran trigonometri dari Survey of India menetapkan ketinggian Everest, Kangchenjunga menjadi gunung tertinggi yang dikenal.
Rangkaian puncak-puncak Himalaya yang megah ini, bersama dengan Gunung Everest dan Gunung K2, tetap menjadi salah satu tujuan paling menarik bagi para pendaki gunung dan petualang dari seluruh dunia. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi sejarah pengakuan Kangchenjunga sebagai puncak gunung tertinggi sebelum Everest dan bagaimana gunung ini tetap menarik bagi para pendaki sejati.
Sejarah Kangchenjunga sebagai Puncak Tertinggi
Pada awal abad ke-19, Survey of India melakukan survei besar-besaran untuk mengukur apa yang kita kenal sekarang sebagai pegunungan Himalaya. Pada tahun 1808, proyek pengukuran di bawah pimpinan perwira Inggris, Sir George Everest, dimulai. Namun, sebelum proyek selesai, Everest pensiun dan digantikan oleh Sir Andrew Scott Waugh.
Pada tahun 1849, Survey of India mengidentifikasi adanya puncak tertinggi yang kemudian diberi nama ‘Kangchenjunga’ oleh penduduk lokal. Setelah proses pengukuran yang panjang dan rumit, pada tahun 1852, anggota survey mengonfirmasi bahwa Kangchenjunga bukan puncak tertinggi. Sebaliknya, mereka menemukan sebuah puncak yang kemudian dikenal sebagai Everest yang lebih tinggi dari Kangchenjunga.
Ketertarikan Para Pendaki pada Kangchenjunga
Meskipun sudah tidak lagi menempati posisi pertama dalam daftar puncak tertinggi di dunia, Kangchenjunga tetap menjadi daya tarik besar bagi para pendaki gunung. Bukan hanya karena sejarahnya sebagai puncak tertinggi sebelum Everest, tetapi juga karena tantangan teknis yang ditawarkannya.
Kangchenjunga memiliki lima puncak utama yang melingkupi gletser yang luas dan jalan-jalan yang berbahaya menuju puncak. Diantara puncak-puncak itu adalah beberapa dinding batu yang mengesankan dan kilat yang menantang. Salah satu pendakian Kangchenjunga yang paling sukses adalah pendakian Inggris tahun 1955 dipimpin oleh Charles Evans. Namun, meskipun beberapa pendakian sukses, tingkat kematian di Kangchenjunga tetap tinggi.
Simbol Ketekunan dan Mimpi Petualangan
Kangchenjunga, sebagai puncak gunung tertinggi sebelum Everest, juga merupakan simbol ketekunan dan mimpi petualangan masa lalu. Ini adalah saksi sejarah para penjelajah yang mencoba mengukur dan menaklukkan puncak-puncak tertinggi di dunia. Meski sudah tergantikan oleh Everest, Kangchenjunga tetap menjadi petualangan mendebarkan yang harus ditaklukkan oleh para pendaki modern.
Puncak gunung tertinggi sebelum Everest, Kangchenjunga, juga memberikan keyakinan bahwa ada banyak keindahan dan rahasia alam yang belum kita temukan. Ini adalah pengingat penting bagi generasi baru pendaki untuk menghargai setiap gunung yang ditaklukkan dan mencintai alam yang menyertainya.