Menurut kepercayaan Islam, sebelum kelahiran, setiap jiwa telah berjanji setia kepada Allah SWT di alam rahim. Fenomena ini dijelaskan dalam ayat Al-Quran dalam Surah Al-A’raf (7:172):
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan-keturunan anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa-jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.” (Qs. Al-A’raf: 172)
Peristiwa ini mengandung berbagai nilai dan pesan yang penting untuk kita pahami dan renungi.
Janji Taat kepada Allah
Paling mendasar dan paling utama dari janji ini adalah ketaatan, menundukkan diri, serta berserah diri sepenuhnya kepada Allah SWT. Taat dalam menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Ini merupakan janji dasar yang harus senantiasa kita jaga dan tunaikan sepanjang hidup kita di dunia.
Pengakuan Allah sebagai Tuhan
Pada momen tersebut, setiap jiwa mengakui dan menyatakan bahwa hanya Allahlah Tuhan mereka. Dalam kerangka ini, janji tersebut menjadi dasar ajaran tauhid dalam Islam, yaitu keyakinan bahwa hanya ada satu Tuhan, yaitu Allah SWT. Pengakuan ini menjadi prinsip fundamental dalam tauhid dan menjadi pijakan iman seseorang dalam menjalani hidupnya di dunia.
Kesadaran tentang Hari Kebangkitan
Menyampaikan janji setia kepada Allah SWT juga berarti menyadari tentang adanya kehidupan setelah mati, yaitu Hari Kebangkitan. Pada hari itu, setiap amal perbuatan kita di dunia akan dipertanggungjawabkan. Kesadaran ini membuat seseorang berusaha sebaik mungkin untuk menjalani kehidupan dunia dan beramal soleh.
Tanggung Jawab Atas Diri Sendiri
Janji setia ini juga mencakup pengakuan bahwa setiap individu bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Menurut Surah Al-Isra (17:15):
“Tiap-tiap manusia akan memikul akibat amalnya sendiri, dan tiada seorang pun yang dapat memikul beban orang lain.”
Artinya, setiap amal baik atau buruk yang kita lakukan di dunia ini, pahalanya atau dosanya akan kita terima sendiri.
Dalam sudut pandang yang menyeluruh, janji ini tidak hanya berarti ketaatan dan penghormatan kepada Allah, melainkan juga pengakuan atas kewajiban dan tanggung jawab diri sendiri dalam kehidupan ini. Ini berarti bahwa kita harus berusaha keras untuk selalu menjaga dan membangun hubungan baik dengan Allah SWT, dan juga berusaha menjadi manusia yang bertanggung jawab dan berakhlak mulia.