Diskusi

Saat Itu Rasulullah SAW Bersama dengan Istrinya, Aisyah RA. Lalu Beliau Meminta Izin untuk Melakukan Ibadah. Lama Sekali Sampai Menjelang Shubuh, Bahkan Menangis Tersedu-Sedu, Karena Begitu Dalamnya Perenungan Ayat Yang Dibacanya Tentang Penciptaan Langit dan Bumi. Adapun Ayat Yang Dibaca oleh Rasulullah SAW Adalah…

31
×

Saat Itu Rasulullah SAW Bersama dengan Istrinya, Aisyah RA. Lalu Beliau Meminta Izin untuk Melakukan Ibadah. Lama Sekali Sampai Menjelang Shubuh, Bahkan Menangis Tersedu-Sedu, Karena Begitu Dalamnya Perenungan Ayat Yang Dibacanya Tentang Penciptaan Langit dan Bumi. Adapun Ayat Yang Dibaca oleh Rasulullah SAW Adalah…

Sebarkan artikel ini
Saat Itu Rasulullah SAW Bersama dengan Istrinya, Aisyah RA. Lalu Beliau Meminta Izin untuk Melakukan Ibadah. Lama Sekali Sampai Menjelang Shubuh, Bahkan Menangis Tersedu-Sedu, Karena Begitu Dalamnya Perenungan Ayat Yang Dibacanya Tentang Penciptaan Langit dan Bumi. Adapun Ayat Yang Dibaca oleh Rasulullah SAW Adalah…

Terdapat berbagai kisah inspiratif dan menyentuh hati dari kehidupan Rasulullah SAW. Salah satunya merupakan momen saat beliau bersama dengan istrinya, Aisyah RA., melakukan perenungan yang mendalam tentang penciptaan langit dan bumi.

Menginjak waktu malam, Rasulullah SAW meminta izin kepada Aisyah RA. untuk melakukan ibadah. Dengan penuh perhatian, Aisyah menyetujuinya dan menyaksikan bagaimana suaminya itu kemudian tenggelam dalam ibadahnya.

Beliau menghabiskan sebagian besar dari malam itu untuk beribadah, begitu lama hingga menjelang waktu shubuh. Ibadah yang dilakukan bukan hanya sebatas melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran, namun juga merenungkan makna yang terkandung di dalamnya.

Malam itu, ayat yang dibacanya adalah berkenaan dengan penciptaan langit dan bumi. Ayat tersebut berasal dari Surah Al-Baqarah (2:164), yang berbunyi: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, berganti malam dan siang, kapal yang berlayar di laut dengan berbagai faedah bagi manusia, dan Allah menurunkan air hujan dari langit lalu Allah hidupkan dengan hujan itu bumi sesudah mati (kering), dan Allah sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin serta awan yang dikendalikan antara langit dengan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi orang-orang yang memikirkan.”

Rasulullah merasakan kebesaran Allah melalui perenungan ayat tersebut. Begitu kuat dan mendalam perenangannya, sampai-sampai beliau menangis tersedu-sedu. Air mata itu tidak lain adalah ekspresi takjub dan penghormatan kepada Allah SWT, Sang Pencipta yang telah menjadikan alam semesta dengan begitu indah dan rapi.

Kisah ini menjadi contoh bagaimana seharusnya sikap seorang hamba dalam memahami ayat-ayat Allah. Rasulullah SAW memperlihatkan bahwa membaca Al-Quran bukan hanya sebatas mengucapkan teks-teks Arab yang tertera, namun juga memahami, meresapi, dan mengamalkan nilai-nilai yang ada di dalamnya.

Momen ini melukiskan keimanan dan ketaqwaan Rasulullah SAW yang sangat tinggi. Hal ini patut dicontoh oleh umat Islam, bahwa dalam membaca Al-Quran, tidak hanya harus diucap dengan lisan, tetapi juga harus tampak dalam perbuatan dan sikap sehari-hari.

Jadi, melalui kisah ini, kita diajarkan untuk merenung dan memahami arti yang sebenarnya dari setiap ayat Al-Quran yang kita baca. Mengamati penciptaan langit dan bumi, serta segenap mahluk yang ada di dalamnya, sebagai bentuk refleksi atas kebesaran sang Pencipta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *