Negara Pasundan, sekilas kata-kata tersebut mungkin terdengar asing bagi sebagian besar orang Indonesia sekarang ini. Tetapi beberapa generasi yang lalu, pada masa awal pendirian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Negara Pasundan bukanlah sebuah konsep yang baru.
Negara Pasundan secara formil didirikan pada tanggal 25 Februari 1948. Pendirian ini muncul sebagai bagian dari perjanjian linggarjati antara Belanda dan Indonesia, di mana beberapa wilayah di Indonesia dibagi-bagi dan salah satunya adalah Negara Pasundan yang bermarkas di Bandung. Negara Bagian ini meliputi wilayah Jawa Barat dan Banten sekarang ini.
APRA dan Pemberontakannya
Berkibar di balik sejarah pendirian Negara Pasundan adalah Angkatan Perang Ratu Adil (APRA), sebuah organisasi militer yang didirikan oleh Kapten Raymond Paul Pierre “Turk” Westerling, seorang perwira militer Belanda yang dikenal akan tekat kerasnya dalam perang melawan gerakan Indonesia yang menuntut kemerdekaan.
APRA, yang berbasis di Negara Pasundan, melakukan pemberontakan pada tanggal 23 Januari 1950 yang populer dikenal sebagai Peristiwa APRA atau Pemberontakan Westerling. Pemberontakan ini bertujuan memulihkan Hindia Belanda, menghentikan proses pengakuan internasional atas kedaulatan Indonesia dan membatalkan proses penyerahan kedaulatan dari Belanda ke Indonesia.
Tujuan Pemberontakan APRA
Ada beberapa tujuan utama di balik pemberontakan APRA ini. Pertama, dengan menggulingkan pemerintahan yang ada, APRA berharap dapat memulihkan kekuasaan Belanda di Indonesia, yang mereka anggap sebagai kondisi ideal. Pemerintahan yang ada telah menyerahkan tanah ini ke Republik Indonesia Serikat, sebuah tahap lanjutan dari Negara Indonesia Serikat yang diusulkan pada Perjanjian Linggarjati.
Kedua, APRA berharap dapat melanjutkan kebijakan segregasi antara Belanda dan penduduk pribumi yang telah berlangsung selama penjajahan. Mereka berharap bahwa dengan menegakkan kembali kekuasaan Belanda, mereka bisa meneruskan dominasi ekonomi dan politik mereka.
Pemberontakan APRA akhirnya bisa dipadamkan oleh kekuatan militer Republik Indonesia Serikat. Meskipun begitu, peristiwa ini meninggalkan bekas yang mendalam dalam sejarah Indonesia dan memicu beragam debat mengenai perlunya perdamaian dan stabilitas nasional.
Misteri masih melingkupi banyak aspek dari APRA, Negara Pasundan, dan pemberontakan tersebut. Namun, satu hal yang pasti adalah bahwa ia merupakan bagian tak terpisahkan dari sejarah kompleks dan berlapis Indonesia.
Jadi, jawabannya apa? Bagian dari sejarah Indonesia yang satu ini mungkin memiliki lebih banyak pertanyaan daripada jawaban. Namun, memahami konteks dan kejadian yang menyertainya adalah langkah awal dalam memahami Indonesia seperti yang kita kenal hari ini.