Sejarah merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa masa lalu yang telah terjadi dan berusaha untuk merekonstruksi, menggali, serta menceritakan kembali peristiwa tersebut. Sebagai sebuah ilmu pengetahuan, sejarah memiliki kriteria universal yang artinya sejarah bersifat objektif, sistematis, dan memiliki metode yang baku dalam menggali informasi masa lalu. Kriteria universal inilah yang menjadikan pengetahuan sejarah menjadi lebih terpercaya, dapat dipertanggungjawabkan, dan penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya.
Objektivitas
Salah satu kriteria universal dalam ilmu pengetahuan sejarah adalah objektivitas. Objektivitas berarti historiografi berusaha menggali dan menganalisis informasi serta peristiwa masa lalu dengan cara yang jujur, tanpa prasangka, dan berdasarkan bukti atau sumber yang akurat. Sejarawan harus menjauhkan diri dari bias opinion pribadi, politik, ekonomi, sosial, atau budaya dalam menyajikan fakta sejarah. Tujuannya adalah untuk mencari kebenaran yang sejati, mengungkap apa yang benar-benar telah terjadi, dan memberi pemahaman yang komprehensif dan berimbang tentang peristiwa di masa lalu.
Sistematika
Sebagai ilmu pengetahuan, sejarah harus disusun secara sistematis dan logis. Hal ini terkait dengan cara sejarawan mengorganisir materi, mengurutkan peristiwa, dan menyajikan argumen atau analisis. Sistematika dalam sejarah sangat penting untuk membantu pembaca memahami konteks, kronologi, dan keterkaitan antara satu peristiwa dengan peristiwa lainnya. Selain itu, penyusunan yang sistematik dan logis dapat membuat sejarah lebih mudah diakses, dipelajari, dan diapresiasi oleh masyarakat luas.
Metode Baku
Metode baku dalam ilmu pengetahuan sejarah mencakup langkah-langkah tertentu yang dilakukan oleh sejarawan dalam memproses sumber sejarah, seperti kritik sumber, interpretasi, dan penyusunan narasi. Kritik sumber bertujuan untuk menilai kredibilitas sumber dan menentukan sejauh mana informasi yang diperoleh dapat dipercaya. Interpretasi adalah proses analisis dan pemahaman data sehingga sejarawan dapat menyimpulkannya menjadi suatu peristiwa atau fenomena. Penyusunan narasi sejarah adalah tahap akhir dalam menyampaikan hasil penelitian kepada publik.
Metode baku ini penting untuk menjaga kualitas pengetahuan sejarah dan memastikan penelitian yang konsisten dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan metode yang baku, sejarah dapat diterima oleh masyarakat luas dan menjadi bagian dari ilmu pengetahuan yang relevan.
Kesimpulan
Sebagai ilmu pengetahuan sejarah, memiliki kriteria universal yang artinya sejarah harus objektif, sistematis, dan memiliki metode yang baku dalam menggali informasi masa lalu. Kriteria-kriteria ini menjadikan pengetahuan sejarah lebih terpercaya, dapat dipertanggungjawabkan, dan penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya. Oleh karena itu, peran dari sejarawan dan ilmu sejarah sangat penting dalam menyampaikan informasi yang akurat, objektif, dan sistematis agar kita dapat belajar dari masa lalu dan menghadapi tantangan di masa depan.