Musyawarah merupakan proses pengambilan keputusan atau memecahkan masalah yang dilakukan secara bersama-sama, dengan berlandaskan asas musyawarah untuk mufakat. Istilah ini bersumber dari budaya dan nilai-nilai luhur Indonesia dan telah diakui oleh dunia internasional sebagai bagian integral dari proses demokrasi. Terdapat dua asas penting yang harus dijunjung dalam jumlah. Inilah dua asas tersebut.
1. Asas Kesamaan
Asas kesamaan adalah prasyarat utama yang membentuk proses musyawarah. Asas ini menekankan pada adanya persamaan hak dan kedudukan antara setiap anggota dalam suatu musyawarah. Setiap anggota yang hadir dalam musyawarah memiliki hak dan kedudukan yang sama untuk menyampaikan pendapatnya, dan setiap suara memiliki bobot yang sama dalam proses pengambilan keputusan.
Hak ini juga mencakup hak untuk mendapatkan informasi dan membahas isu secara merata. Asas kesamaan juga mengharuskan semua pihak memiliki akses yang sama terhadap sumber daya, peluang, dan keuntungan yang dikaitkan dengan proses dan hasil musyawarah.
2. Asas Kebebasan
Asas kebebasan menekankan pada adanya kebebasan bagi setiap anggota untuk menyampaikan pendapatnya dalam suatu musyawarah. Selama proses musyawarah, semua pihak harus bebas untuk mengungkapkan pemikiran dan perasaan mereka tanpa takut akan pengekangan atau tekanan.
Kebebasan ini mengartikan tidak hanya kebebasan dalam mengeluarkan pendapat, tetapi juga kebebasan dalam menanggapi atau mempertanyakan pendapat orang lain. Dalam suatu ruang musyawarah yang sehat, tidak ada satu pun anggota yang perlu merasa takut atau malu untuk menyuarakan pemikirannya, dan mereka didorong untuk berpartisipasi secara aktif dalam dialog.
Musyawarah merupakan cara yang efektif dalam mencapai mufakat atau suara bulat dalam pengambilan keputusan grup. Dengan memenuhi asas-asas tersebut, setiap anggota diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan dan meningkatkan peluang tercapainya konsensus. Sehingga, keputusan yang dihasilkan dari sebuah musyawarah menjadi keputusan yang adil dan dapat diterima oleh semua pihak. Oleh karena itu, penting bagi setiap anggota musyawarah untuk memahami dan menjunjung tinggi kedua asas ini.