Puasa, atau dikenal juga sebagai saum dalam bahasa Arab, adalah salah satu konsep utama dalam agama Islam dan juga dalam praktik keagamaan lain. Namun, apa makna sebenarnya dari puasa menurut bahasa Arab?
Dalam konteks Arab, kata puasa atau “saum” berasal dari kata “sawm” yang umum digunakan dalam bahasa Arab, yang berarti “menahan”. Dalam konteks yang lebih luas, kata ini merujuk pada penahanan diri dari makanan, minuman, dan hawa nafsu dari terbitnya Fajar hingga terbenamnya matahari, sebagai bagian dari pertanggungjawaban moral dan spiritual.
Namun, makna puasa menurut bahasa Arab tidak hanya dipandang dari penahanan terhadap makan, minum, dan hawa nafsu saja. Lebih dari itu, puasa memiliki makna yang lebih luas dan mendalam, yaitu sebagai penahanan diri dari perbuatan-perbuatan yang mungkin merusak, seperti berbicara kasar, berbohong, fitnah, dan hal-hal lainnya yang melanggar aturan moral dan etika. Oleh karena itu, menjalankan puasa berarti menjalankan pengekangan diri dalam semua aspek kehidupan perorangan dan sosial.
Intinya, puasa mencakup penahanan serta penguasaan diri dalam berbagai aspek, baik fisik maupun emosional. Puasa dapat menjadi cara untuk merefleksikan diri, mengembangkan disiplin diri, dan meningkatkan kesadaran spiritual. Semua hal ini bertujuan untuk mencapai purifikasi jiwa, dan melalui proses ini, seorang individu berusaha untuk mencapai kesempurnaan moral dan spiritual.
Jadi, arti puasa menurut bahasa Arab lebih dari sekadar ritual keagamaan. Ini adalah tentang transformasi mental, etis, dan spiritual yang bertujuan untuk pengembangan diri dan harmoni dengan Tuhan dan sesama manusia. Menyelami arti puasa dari perspektif Arab ini dapat membantu kita untuk memahami dan menghargai kekayaan dan kedalaman dari konsep ini yang mendasari praktik kebersihan ketuhanan dan moral.