Imbuhan atau afiks memainkan peran penting dalam tata bahasa Indonesia. Sebuah kata dapat mengalami transformasi makna dan fungsi tanpa mengubah bentuk dasarnya melalui penambahan imbuhan ber- di depannya. Seperti contoh kalimat “Kiki berdiri dengan tegak”, imbuhan ber- pada kata “berdiri” memberikan informasi tambahan tentang tindakan yang dilakukan oleh “Kiki”.
Imbuhan ber- dalam bahasa Indonesia berasal dari kata “beri”, yang berarti “memberikan” atau “dengan”. Dalam penggunaannya, imbuhan ber- biasanya ditambahkan pada kata dasar untuk membentuk kata kerja aktif transitif dan intransitif, tetapi terkadang juga digunakan pada kata sifat dan kata benda. Dalam hal ini, ber- mempengaruhi makna kata dasar untuk memberikan arti ‘sedang melakukan sesuatu’ atau ‘memiliki sesuatu’. Dalam kalimat “Kiki berdiri dengan tegak”, kata “berdiri” berarti “sedang melakukan tindakan berdiri”.
Imbuhan ber- juga bisa memberikan arti ‘memiliki sesuatu’. Misalnya, dalam kata ‘bernilai’, berarti memiliki nilai. Namun, dalam konteks kalimat “Kiki berdiri dengan tegak”, imbuhan ber- pada berdiri mempunyai arti melakukan suatu aksi atau tindakan.
Wer berarti “memiliki”, tetapi dalam konteks ini, “berdiri” berarti bahwa subjek kalimat, “Kiki”, melakukan tindakan berdiri. Dengan kata lain, Kiki sedang menjalankan aksi berdiri. Adapun kata ‘tegak’ menggambarkan bagaimana aksi tersebut dilakukan. Oleh sebab itulah, “berdiri dengan tegak” berarti “melakukan tindakan berdiri dengan postur yang tegak.”
Diharapkan dengan pembahasan makna imbuhan ber- ini, pemahaman kita tentang struktur dan fungsi tata bahasa Indonesia menjadi lebih luas dan mendalam. Pengetahuan ini juga dapat membantu kita dalam mengkonstruksi kalimat yang benar serta meningkatkan keterampilan berbahasa dan menulis kita.
Jadi, jawabannya apa? Dalam konteks kalimat “Kiki berdiri dengan tegak”, imbuhan ber- dalam berdiri berarti Kiki sedang melakukan aksi atau tindakan berdiri dengan postur yang tegak.
