Ketika berbicara tentang ibadah dalam Islam, kita tentu akan segera merujuk pada Nabi Muhammad S.A.W, orang yang paling mengerti dan melaksanakan ibadah secara sempurna. Ibadah yang diajarkan dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad S.A.W adalah ibadah yang murni, ibadah yang dicontohkan oleh Allah melalui wahyu-Nya. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman: “Katakanlah (Muhammad), ‘Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam.”
Namun, dalam praktiknya, kita sering kali menemui sejumlah ibadah atau praktik yang dilabeli sebagai ibadah, tapi tidak pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad S.A.W. Dalam istilah agama, hal ini disebut sebagai bid’ah atau inovasi dalam agama.
Pengertian Bid’ah
Bid’ah, menurut bahasa, berarti sesuatu yang baru atau inovasi. Namun, dalam tata cara agama Islam, bid’ah memiliki konotasi yang negatif. Bid’ah adalah inovasi atau penambahan dalam agama yang tidak ada asal-usulnya dari agama Islam itu sendiri.
Seperti yang ditulis oleh Dr. Muhammad Bin Abdul Wahhab, dalam kitabnya yang berjudul “Tiga Konsep Dasar yang Harus Dipahami Oleh Seorang Muslim” menyebutkan bahwa bid’ah adalah setiap ibadah yang tidak ada dasarnya dalam syariat Islam, baik itu dari segi cara, waktu, jumlah, atau jenisnya.
Secara singkat, semua perbuatan yang merasa menambahkan sesuatu pada agama, tanpa ada sumber autentiknya, baik dari Al-Qur’an atau Hadist, maka ia adalah bid’ah. Itulah sebabnya mengapa setiap Muslim dituntut untuk dengan hati-hati memeriksa praktik ibadah yang akan dia lakukan sesuai dengan pedoman yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad S.A.W
Bahaya Bid’ah
Imam Nawawi dalam Syarah Hadits Arbainnya menjelaskan bahwa setiap bid’ah adalah sesat dan setiap sesat bertujuan menuju neraka. Ini menunjukkan betapa berbahayanya melakukan bid’ah. Bahaya bid’ah ada pada sifatnya yang menambah atau mengurangi apa yang sudah sempurna. Islam sebagai agama sudah sempurna, sudah diturunkan oleh Allah dan sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad S.A.W.
Ada istilah populer di kalangan umat Islam: “Barangsiapa mengada-ada suatu hal dalam agama ini yang bukan merupakan bagian darinya, maka ia ditolak.” Ini adalah peringatan keras bagi setiap Muslim untuk menghindari segala sesuatu yang menamakan ibadah, namun tidak pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad S.A.W.
Dalam meraih kedekatan dengan Allah, kita hanya perlu berpedoman pada apa yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad S.A.W. Pahala dan keridhaan Allah bukanlah diukur dari seberapa banyak ibadah yang kita lakukan, tetapi seberapa sesuai ibadah itu dengan apa yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad S.A.W.
Mari kita beribadah dengan sebenar-benarnya, mengikuti tuntunan yang sudah sempurna yang diberikan oleh Nabi Muhammad S.A.W, dan menghindari praktek bid’ah yang tidak pernah diajarkan oleh beliau.