Hemofili adalah gangguan genetik yang mempengaruhi kemampuan darah untuk membeku. Pada artikel ini, kita akan membahas pernikahan antara seorang perempuan dengan genotip XHx, pembawa sifat hemofili, dengan seorang laki-laki hemofili dengan genotip XHY. Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk menentukan jumlah anak yang mungkin hidup dan anak yang mati dari pernikahan tersebut.
Genetika Hemofili
Hemofili merupakan penyakit keturunan yang diturunkan melalui kromosom seks, khususnya melalui kromosom X. Penyakit ini umumnya lebih sering ditemukan pada laki-laki, karena mereka hanya memiliki satu kromosom X. Sementara perempuan memiliki dua kromosom X, sehingga mereka memiliki peluang yang lebih besar untuk menjadi pembawa sifat hemofili tanpa mengalami gejala penyakit tersebut.
Dalam kasus ini, perempuan dengan genotip XHx adalah pembawa sifat hemofili, di mana “XH” menyatakan kromosom X dengan alel dominan sehat, dan “x” menyatakan kromosom X dengan alel resesif hemofili. Laki-laki dengan genotip XHY merupakan penderita hemofili, di mana “Y” adalah kromosom Y yang tidak terkait dengan penentuan sifat hemofili.
Hasil dari Pernikahan dan Jumlah Anak yang Hidup dan Anak yang Mati
Untuk menentukan jumlah anak yang hidup dan anak yang mati, kita perlu melihat hasil persilangan genetik antara kromosom X dan Y yang diwariskan dari kedua orangtua.
- Tiket Pertama : XHx × XHY
- XHx × XHY — XHXH, XHx, XHY, xY
- Probabilitas : 25%, 25%, 25%, 25%
Dari hasil persilangan genetik ini, kita dapat menentukan jumlah anak yang hidup dan yang mati sebagai berikut:
- Anak perempuan sehat (genotip XHXH) sebanyak 25%
- Anak perempuan pembawa sifat hemofili (genotip XHx) sebanyak 25%
- Anak laki-laki sehat (genotip XHY) sebanyak 25%
- Anak laki-laki penderita hemofili (genotip xY) sebanyak 25%
Dari analisis di atas, kita melihat bahwa 75% dari anak yang dihasilkan dari pernikahan ini memiliki kemungkinan untuk hidup sehat, baik sebagai individu yang sepenuhnya sehat (50%) ataupun sebagai pembawa sifat hemofili tanpa gejala (25%). Sedangkan, hanya 25% dari anak yang dihasilkan dari pernikahan ini kemungkinan akan menderita hemofili, yang khususnya hanya akan mempengaruhi anak laki-laki.