Seorang pria tiba-tiba saja terjebak dalam kegelapan gua yang tidak jelas dan tidak familiar. Segala penjuru tampak hitam pekat, seolah menyeretnya dalam ketakutan dan kebingungan tanpa batas. Tampaknya, gua yang terlihat menakutkan ini, membelit dan meredam segala harapan untuk mencapai permukaan dunia.
Hidupnya hanya ditopang oleh dua sumber cahaya yang berbeda – sebuah lilin yang kecil dan lemah, dan obor yang tahan lama dan lebih terang. Kedua sumber cahaya ini akan menjadi pembeda antara kehidupan dan kematiannya. Mengingat dia terjebak dan tidak tahu dengan pasti seberapa jauh dan panjang pertualangan yang dia miliki di gua yang gelap ini, mana yang harus dia nyalakan terlebih dahulu?
Dalam suasana seperti ini yang penuh dengan dilema dan tekanan, keputusan yang tepat perlu diambil. Pria tersebut menimbang-nimbang antara lilin dan obor. Lilinnya lebih kecil, lebih mudah dibawa, dan memberi cahaya yang cukup untuk melihat jalan di depannya. Namun, lilin juga memiliki umur terbatas; ia hanya akan bertahan selama lilin tidak habis. Di sisi lain, obor lebih besar, lebih terang, dan lebih tahan lama. Namun, obor juga lebih berat dan lebih sulit untuk diangkut.
Meskipun kedua opsi tersebut memiliki manfaat dan kerugian, inti pertanyaannya tetap – apa yang harus dinyalakan terlebih dahulu? Setelah merenung sejenak, pria itu mengambil keputusan. Yang perlu ia yakini adalah bahwa ia memiliki sumber cahaya yang cukup untuk menemukannya keluar dari gua tersebut.
Untuk menemukan jawaban atas pertanyaannya, pria itu perlu mempertimbangkan tujuan utamanya – keluar dari gua. Jadi, tentu saja, obor merupakan pilihan yang paling masuk akal untuk dinyalakan terlebih dahulu, bukan? Lebih terang, tahan lama – merupakan pilihan yang sempurna untuk pengembaraan yang tak terduga dan panjang.
Tapi berhentilah sejenak dan berpikirlah kembali: ini bukan tentang memilih antara lilin dan obor. Sejatinya, belum ada satu pun yang dia nyalakan. Ada satu hal yang jelas dia lewatkan, satu benda yang penting, di mana tanpa itu kedua benda tersebut tidak akan bisa memberikan cahayanya.
Jadi, jawabannya apa?
Nyalakan dengan percikan api dari korek api dia. Ya, yang seharusnya dinyalakan terlebih dulu adalah korek api. Cut the flame, light the way. Ingatlah, terkadang hal-hal terkecil yang kita abaikan ternyata memiliki peran terpenting dalam kehidupan kita.
