Paket

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia: Anancaman Dari Dalam, Gerakan Komunis dan Bahaya Laten yang Harus Diwaspadai

49
×

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia: Anancaman Dari Dalam, Gerakan Komunis dan Bahaya Laten yang Harus Diwaspadai

Sebarkan artikel ini
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia: Anancaman Dari Dalam, Gerakan Komunis dan Bahaya Laten yang Harus Diwaspadai

Kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 tidak berarti perjuangan bangsa Indonesia langsung berakhir. Malah sebaliknya, perjuangan bangsa Indonesia harus tetap berlanjut dengan penuh waspada menghadapi berbagai ancaman, baik dari pihak asing maupun dari dalam negeri sendiri. Dalam konteks ancaman dari dalam, salah satunya adalah gerakan komunis yang ingin mendirikan negara Komunis di Indonesia melalui Partai Komunis Indonesia (PKI).

Gerakan Komunis dan Sejarah Pemberontakannya

Sejarah mencatat bahwa gerakan komunis di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1926. PKI telah melakukan pemberontakan berulang kali dengan tujuan utama untuk mendirikan Republik Rakyat Indonesia yang berdasarkan pada prinsip-prinsip Marxisme-Leninisme. Salah satu puncak pemberontakan yang paling terkenal adalah peristiwa Gerakan 30 September atau lebih dikenal dengan G30 S/PKI yang terjadi pada tahun 1965.

Bahaya Komunis Sebagai Bahaya Laten

Bahaya komunis tidak hanya terjadi pada masa lalu, tetapi juga masih dianggap sebagai ancaman laten yang harus diwaspadai bangsa Indonesia. Istilah “bahaya laten” sendiri berarti ancaman yang muncul secara diam-diam dan sulit dideteksi secara langsung. Ini menunjukkan bahwa ideologi komunis dapat meresap ke dalam masyarakat dan mempengaruhi cara berpikir serta tindakan individu tanpa disadari.

Kenapa Paham Komunis Tidak Sesuai dengan Kepribadian Bangsa Indonesia yang Pancasilais?

Pada dasarnya, paham komunis berkonflik dengan nilai-nilai Pancasila yang menjadi dasar negara dan kepribadian bangsa Indonesia. Pertama, paham komunis tidak mengakui adanya Tuhan, sementara Pancasila menetapkan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertama. Kedua, komunisme cenderung mengabaikan hak asasi manusia dan mengejar kesetaraan sosial melalui penghapusan hak milik pribadi. Hal ini bertentangan dengan sila kedua dan kelima Pancasila yang menekankan pada kemanusiaan yang adil dan beradab serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Terakhir, prinsip demokrasi yang diusung Pancasila juga bertentangan dengan konsep diktator proletar dalam komunisme.

Jadi, jawabannya apa? Komunisme sebagai aliran pemikiran politik dan ekonomi memang memiliki daya tariknya sendiri, terutama dalam menjanjikan kesetaraan sosial. Namun, dalam konteks Indonesia, paham komunis menjadi ancaman karena bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan menimbulkan kerusuhan serta konflik dalam masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat harus tetap waspada dan memahami betapa pentingnya menjaga nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan kepribadian bangsa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *