Seorang Muslim yakin bahwa segala sesuatu datangnya dari Allah SWT., termasuk rezeki, keberhasilan, dan takdir. Namun inilah yang seringkali terjadi salah kaprah dalam pemahaman kita sebagai umat beragama, bahwa ada sebagian dari kita yang mungkin beranggapan bahwa dengan hanya menyerahkan sepenuhnya nasib kepada Allah tanpa berusaha adalah bentuk tawakal. Nyatanya, sikap ini sebenarnya bukan tawakal, melainkan kesalahan fatal yang disebut dengan tawakul.
Tawakul: Menyerah Tanpa Usaha
Tawakul adalah sikap pasrah penuh kepada Allah tanpa diiringi dengan usaha serta ikhtiar. Sikap ini seringkali disalahkaprahkan dengan konsep tawakal yang dianjurkan dalam ajaran Islam. Rasulullah SAW. sendiri telah menerangkan, “Tie your camel first, then put your trust in Allah” (HR. Tirmidzi). Ini menunjukkan bahwa seorang Muslim dianjurkan untuk berusaha dan berencana terlebih dahulu, baru kemudian menyerahkan sepenuhnya kepada Allah. Bukan sebaliknya, dimana kita menyerahkan semuanya kepada Allah tanpa melakukan usaha sedikit pun.
Tawakal: Usaha dan Pasrah
Tawakal adalah konsep menyerahkan hasil dari usaha dan ikhtiar yang telah dilakukan kepada Allah. Artinya, seorang Muslim diharuskan untuk berusaha dengan sebaik-baiknya, kemudian hasil dari usaha tersebut diserahkan sepenuhnya kepada Allah, baik itu berupa keberhasilan maupun kegagalan. Tawakal bukan berarti terlena dan menunggu takdir berperan tanpa kita melakukan suatu usaha.
Menggabungkan Usaha dan Tawakal
Dalam menjalani hidup, seorang Muslim sejati diharuskan untuk mampu menggabungkan antara usaha dan tawakal. Usaha dan ikhtiar harus ada, tawakal juga harus ada. Jika hanya ada usaha tanpa tawakal, maka hati akan resah karena tergantung kepada hasil, sedangkan jika hanya ada tawakal tanpa usaha, maka akan menimbulkan sikap tawakul yang salah.
Paling penting, berusaha dan berikhtiar bukan berarti tidak percaya kepada Allah dan takdir-Nya. Justru dengan berusaha, kita menunjukkan kepatuhan kita sebagai hamba kepada Allah. Allah menciptakan kita dengan berbagai potensi dan kemampuan. Maka dari itu, ketika kita berusaha dan berikhtiar, kita sebenarnya sedang menggunakan anugerah-Nya sebaik mungkin sebelum kita menyerahkan sepenuhnya hasilnya kepada-Nya.
Kesimpulan
Sikap menyerahkan nasib sepenuhnya kepada Allah SWT., tanpa melalui suatu usaha adalah tawakul, dan bukan termasuk dalam ajaran Islam. Sebaliknya Islam menekankan pentingnya tawakal, yaitu menyerahkan hasil usaha dan ikhtiar kepada Allah. Oleh karena itu, seorang Muslim harus mampu melakukan usaha atau ikhtiar terlebih dahulu, baru kemudian menyerahkan sepenuhnya hasilnya kepada Allah SWT. Dengan demikian, sikap tawakal merupakan gabungan antara usaha, ikhtiar, dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah.