Sebagai makhluk sosial, manusia cenderung berkumpul dan membentuk entitas yang lebih besar bernama ‘negara.’ Negara adalah badan politik-induksian yang mengatur kehidupan manusia di skala yang lebih luas. Lambang dari kenegarawanan, termasuk kebijakan, hukum, dan sistem sosial, semuanya berkisar pada individu dan masyarakat luas. Dalam konteks artikel ini, kita akan membahas suatu paham yang menganggap bahwa kesetiaan tertinggi atas setiap pribadi harus diserahkan kepada negara.
Paham ini seringkali dikaitkan dengan nasionalisme yang merupakan ideologi politik yang menekankan loyalitas atau devosi seseorang kepada bangsa atau negara mereka, pada dasarnya menganggap negara sebagai penopang utama kesetiaan individu. Ia menganggap bahwa setiap individu harus menjunjung tinggi lebih dari apa pun, yaitu negara. Semua pikiran, tindakan, dan tugas individu tersebut harus mengarah pada pelayanan terhadap negara.
Nasionalisme tidak sekedar mengenai loyalitas. Ia juga mendorong rasa patriotisme dalam diri setiap warganegara dan merangsang mereka untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas nasional. Melalui nasionalisme, individu diajarkan untuk menghargai warisan budaya, tradisi, dan sejarah negaranya dan personifikasi mereka dalam perilaku kesehariannya.
Walau begitu, ada perdebatan tentang putaran positif dan negatif ideologi ini. Di satu sisi, nasionalisme dapat melahirkan rasa persatuan dan solidaritas dalam masyarakat dan mempromosikan penghormatan terhadap budaya dan nilai-nilai lokal. Di sisi lain, nasionalisme yang berlebih bisa menjadi alat pemisah dan menjadi penghalang solidaritas internasional dan bisa berdampak pada konflik dan peperangan.
Untuk menunjukkan realitas paham ini dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat melihat berbagai manifestasinya dalam bentuk sumpah janji, lagu kebangsaan, dan peringatan hari-hari nasional yang semua memiliki tujuan untuk merangsang rasa nasionalisme dan kesetiaan kepada negara.
Mengambil pandangan argumen yang menyatakan bahwa suatu paham yang memandang kesetiaan tertinggi atas setiap pribadi harus diserahkan kepada negara cukup beralasan. Tapi perlu diingat bahwa ada batasan untuk segalanya dan itu juga berlaku untuk nasionalisme. Kesetiaan kepada negara tidak berarti melupakan hak dan kebutuhan individu, dan rasanya perlu adanya suatu keseimbangan antara keduanya.
Jadi, jawabannya apa? Benarkah kesetiaan tertinggi setiap pribadi harus diserahkan kepada negara? Sebagai suatu paham, ini berpotensi menjadi kenyataan, tetapi pada akhirnya, jawaban akan bergantung pada sejauh mana pribadi tersebut memahami dan menerapkan paham ini dalam hidup mereka. Kita harus berusaha untuk menyeimbangkan kesetiaan kita antara kepentingan individu dan kepentingan negara, dan memastikan bahwa kepentingan satu pihak tidak mengorbankan yang lain.