Pembelajaran yang tanggap budaya adalah pendekatan pendidikan yang menekankan penghargaan dan pemahaman terhadap keberagaman budaya dan etnis siswa di kelas. Ini mencakup penggunaan bahasa asli siswa, pemahaman tentang latar belakang keluarga dan masyarakat mereka, serta penyampaian materi pembelajaran dengan cara yang relevan dengan budaya mereka. Namun, apa yang mungkin terjadi jika seorang pengajar seperti Made tidak menerapkan metode ini di kelasnya? Berikut adalah beberapa tantangan yang mungkin muncul:
1. Kesenjangan Pemahaman
Ketika pembelajaran yang tanggap budaya tidak diterapkan, siswa mungkin menemui kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Konten pelajaran yang disajikan mungkin tidak sesuai dengan pengalaman, pengetahuan, dan latar belakang budaya mereka, sehingga menyulitkan mereka untuk memahami dan menyerap materi tersebut.
2. Keterlibatan Siswa Menurun
Siswa biasanya lebih terlibat dalam pembelajaran ketika mereka merasa bahwa materi tersebut relevan dengan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa pendekatan yang tanggap budaya, siswa mungkin merasa kurang terhubung dengan materi pembelajaran dan oleh karena itu menjadi kurang termotivasi untuk belajar.
3. Kehilangan Kesenjangan Budaya
Pengajaran yang tidak tanggap budaya dapat menyebabkan kehilangan kesempatan untuk memperkaya kelas dengan berbagai pengalaman dan perspektif budaya. Hal ini membawa kerugian bagi semua siswa, tidak hanya mereka yang budaya aslinya tidak diperhitungkan dalam pengajaran.
4. Merendahkan Harga Diri dan Pengejawantahan
Siswa yang tidak merasa diakui dan dihargai dalam kehidupan sekolah mereka dapat merasa direndahkan. Mereka mungkin merasa seperti ‘yang lain’ atau merasa tidak diterima, yang dapat berdampak buruk pada harga diri dan jati diri mereka.
5. Meningkatkan Tingkat Putus Sekolah
Kurangnya relevansi dan keterlibatan dalam pendidikan dapat berdampak langsung pada tingkat partisipasi dan putus sekolah siswa. Ketika siswa tidak merasa terlibat atau dihargai, mereka mungkin merasa kurang termotivasi untuk menghadiri sekolah atau meneruskan pendidikan mereka.
Dalam masyarakat yang semakin global dan beragam, penting untuk menerapkan pendekatan yang tanggap budaya dalam pendidikan. Dengan demikian, guru seperti Made perlu mempersiapkan diri untuk memberikan pendidikan yang tanggap budaya di kelasnya, agar dapat memberikan pengalaman belajar yang menarik, relevan dan inklusif bagi semua siswanya. Jadi, meski tantangan ini serius, mereka juga merupakan peluang bagi guru untuk mengembangkan dan mempertajam keterampilan mereka dalam memberikan pendidikan yang tanggap budaya.