Pada hari Jumat, Israel mengejutkan dunia internasional dengan rencana untuk mengusir warga Palestina dari wilayah Gaza utara ke selatan dalam waktu 24 jam. Langkah agresif tersebut merespon ketegangan yang memuncak antara kedua belah pihak dan telah menimbulkan kemarahan yang luas, termasuk dari Sekretaris Jenderal Liga Arab.
Rencana Israel ini berpotensi menyebabkan pengusiran massal dari wilayah Gaza utara, area yang seringkali merupakan target serangan militer Israel. Alasan di balik penghapusan penduduk ini masih belum jelas, namun banyak yang spekulasi ini adalah taktik intimidasi untuk memperkuat klaim dan kontrol Israel atas wilayah yang diperebutkan tersebut.
Respon keras terhadap rencana ini datang dari Sekretaris Jenderal Liga Arab, Ahmed Aboul Gheit, yang mengutuk tindakan yang dia sebut sebagai pelanggaran hak asasi manusia. Gheit mengecam keras pengusiran tersebut, menyebutnya sebagai tindakan yang “tidak dapat diterima dan melanggar hukum internasional”.
“Israel harus tahu bahwa mereka tidak bisa terus melanggar hak dasar warga Palestina,” kata Gheit dalam sebuah pernyataan. “Menyusun rencana untuk mengusir mereka dari rumah-rumah mereka dalam waktu 24 jam adalah kekejaman yang mencerminkan sikap tidak peduli mereka terhadap hukum dan norma internasional.”
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, juga mengungkapkan kemarahannya atas aksi Israel tersebut. Pemerintahan Abbas mendesak masyarakat internasional untuk turut bersuara dan ambil bagian dalam mencegah rencana pengusiran ini.
Sementara itu, banyak negara dan organisasi dunia, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), telah menyatakan keprihatinan mereka atas rencana ini dan menyerukan agar krisis ini diselesaikan melalui dialog damai bukan dengan tindakan yang merugikan warga sipil.
Seruan ini mencerminkan pandangan global yang tumbuh bahwa perlunya solusi dua negara yang adil dan berkelanjutan untuk konflik Israel-Palestina ini. Hanya melalui rute ini, perdamaian dan keadilan dapat dicapai bagi semua pihak yang terlibat.
Langkah Israel ini, jika dilanjutkan, bukan hanya akan memperburuk kondisi di wilayah yang sudah dirundung konflik, tapi juga akan merusak reputasi internasional mereka sendiri. Semoga pihak-pihak yang berwenang segera bertindak – baik melalui diplomasi ataupun tekanan internasional – untuk mencegah tindakan tersebut dan memastikan perdamaian bagi warga Palestina dan Israel.