Budaya Hindu-Buddha menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk ke Nusantara. Terdapat berbagai teori dan pendapat mengenai bagaimana kebudayaan ini masuk dan berkembang di wilayah ini. Sebelum menjawab pertanyaan “Jadi, jawabannya apa?”, mari kita ulas beberapa teori yang sering dianggap sebagai teori paling kuat terkait masuknya kebudayaan Hindu-Buddha ke Nusantara:
1. Teori Brahmawa (W.O.J Nieuwenkamp)
Teori Brahmawa diajukan oleh W.O.J. Nieuwenkamp dan menyatakan bahwa penyebaran Hindu-Buddha di Nusantara berasal dari India. Proses penyebarannya dilakukan secara damai oleh para brahmana yang sekaligus menjadi penyebar agama di Nusantara. Teori ini didukung oleh beberapa bukti seperti ditemukannya prasasti, candi, dan reruntuhan kuil yang menunjukkan adanya pengaruh dari kebudayaan Hindu-Buddha dalam kehidupan masyarakat Nusantara.
2. Teori Gujarat (Stutterheim)
Teori Gujarat, yang diusulkan oleh Stutterheim, menyatakan bahwa penyebaran Hindu-Buddha di Nusantara berasal dari daerah Gujarat di India. Para pedagang Gujarat melakukan penyebaran budaya Hindu-Buddha secara damai dan tidak mengekalkan kekuasaan di Nusantara. Teori ini didukung oleh beberapa bukti sepertihubungan perdagangan antara Gujarat dan Kepulauan Melayu yang ditemukan dalam sejarah.
3. Teori Kalinga (R.C. Majumdar)
Teori Kalinga, yang dikemukakan oleh R.C. Majumdar, menyatakan bahwa penyebaran Hindu-Buddha berasal dari daerah Kalinga di India Timur. Menurut teori ini, penyebaran kebudayaan Hindu-Buddha diiringi dengan penaklukan wilayah oleh para raja Kalinga. Bukti yang mendukung teori ini antara lain adanya prasasti Ciaruteun dan Prasasti Tugu yang menyebutkan adanya raja Purnawarman dari Tarumanagara yang menyatakan dirinya sebagai keturunan keagungan Kalinga.
4. Teori Lokal (Sartono)
Teori ini diajukan oleh Sartono yang menegaskan bahwa kebudayaan Hindu-Buddha telah berkembang di Nusantara sendiri. Teori ini beranggapan bahwa penyebaran Hindu-Buddha di Nusantara didorong oleh faktor internal masyarakat sendiri, dan bukan oleh faktor luar seperti perantara dari India. Teori ini didukung oleh beberapa bukti seperti adanya adaptasi elemen-elemen Hindu-Buddha ke dalam kebudayaan lokal, seperti perlakuan terhadap dewa sebagai sesembahan dan diterapkannya sistem kerajaan pada waktu itu.
Jadi, jawabannya apa?
Masing-masing teori di atas memiliki pendukung dan bukti yang mendukung pandangan mereka. Namun, tampaknya, tidak ada teori yang sepenuhnya bisa menjawab pertanyaan tersebut dengan pasti. Mungkin, masuknya budaya Hindu-Buddha merupakan hasil dari kombinasi beberapa teori tersebut. Oleh karena itu, jawaban yang paling kuat sepertinya ada dalam menyatukan beberapa teori di atas, dalam konteks yang berbeda, serta sejalan dengan bukti arkeologis dan sejarah di masing-masing wilayah Nusantara.