Hari ini, aku merasa dipuji. Kedengaran aneh? Mungkin, tapi ini perasaan yang sangat-menyenangkan. Hari ini, setiap apa yang ada dalam diriku, semua, aku dirayakan. Bukan oleh orang lain, tapi oleh diriku sendiri.
Terima kasih katanya saya selalu ada untuk diri saya sendiri, di saat suka maupun duka. Di saat tertawa dan menangis. Di hari-hari ketika segalanya tampak baik-baik saja, dan saat yang lain ketika dunia tampak seperti runtuh berkeping-keping.
Seringkali terlupa bahwa memuji dan merayakan diri sendiri adalah hal yang perlu. Masyarakat kita telah membangun pemahaman bahwa apresiasi selalu harus datang dari luar. Padahal, apresiasi diri merupakan bagian penting untuk penerimaan dan pertumbuhan diri.
Lebih dari itu, ketika kita merayakan diri sendiri, kita bukanlah menunjukkan sikap egosentris. Sebaliknya, menunjukkan rasa terima kasih kepada diri sendiri adalah menunjukkan rasa terima kasih kepada hidup dan semesta; karena tanpanya, kita tidak akan ada.
Namun, mengapa kita sering lupa melakukannya? Mungkin karena takut akan kendala budaya yang menilai puji diri itu sebagai sesuatu yang negatif atau egois. Atau, bisa jadi karena kita terlalu sibuk mencari validasi dan penghargaan dari orang lain hingga lupa bahwa yang paling penting adalah bagaimana kita memandang dan mengevaluasi diri kita sendiri.
Kita bisa mulai dengan hal-hal sederhana. Mengucapkan terima kasih kepada diri sendiri tiap hari, atas keberhasilan, maupun ketika melakukan kesalahan. Sebab, kesalahan adalah bukti bahwa kita telah mencoba. Menerimanya sebagai bagian dari proses belajar dan bukan sebagai kegagalan, adalah cara mengapresiasi diri yang sehat.
Ingatlah, kita berhak merayakan semua pencapaian dan proses yang telah kita lalui. Karena, pada akhirnya, tiap proses dan pengalaman yang telah kita lalui adalah apa yang membentuk diri kita saat ini.
Jadi, ucapkanlah “Terima Kasih“, katanya kepada diri sendiri. Karena semua, aku dirayakan. Sambut hari-hari mendatang dengan rasa syukur pada diri sendiri, pada setiap aspek dari diri sendiri, dan juga, pada hidup dan semesta itu sendiri.
Dan dalam prosesnya, kita akan belajar bahwa pujian dan rasa syukur pada diri sendiri adalah langkah pertama untuk mencapai kehidupan yang lebih damai, sejahtera, dan berarti. Karena di setiap detiknya, dengan setiap nafas yang kita hembuskan, kita tidak hanya hidup, melainkan telah merayakan diri sendiri, semua yang ada pada diri sendiri, dan juga hidup itu sendiri.