Sebagai spesies yang menghuni Bumi, manusia memiliki kecenderungan untuk mencari tahu tentang dunia yang mengelilingi mereka. Para ilmuwan dan peneliti sepanjang sejarah telah bekerja sama untuk memahami pergerakan benda-benda langit dan pola semesta. Dalam konteks ini, salah satu penyataan yang menarik adalah, “tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan, dan malam pun tidak dapat mendahului siang”. Jelas bahwa kalimat ini merujuk pada hukum-hukum alam yang mengatur siklus harian dan gerakan benda-benda di langit.
Bumi berputar di sekitar porosnya sendiri dan mengorbit di sekitar matahari. Perputaran ini menciptakan siklus siang dan malam, sementara orbit menciptakan siklus tahunan matahari dan bulan. Dalam sistem ini, apa artinya bagi matahari ‘mengejar’ bulan? Apakah mungkin malam mendahului siang sebelumnya?
Tidaklah Mungkin Bagi Matahari Mengejar Bulan
Secara astronomi, Matahari tidak pernah ‘mengejar’ Bulan. Matahari adalah pusat sistem tata surya kita, tempat semua planet, termasuk Bumi, mengorbit. Sementara itu, Bulan mengorbit Bumi. Kedua pergerakan ini, yang mana matahari ‘diam’ dan bulan bergerak, menciptakan ilusi seakan-akan matahari mengejar bulan dari perspektif kita di Bumi. Namun, ini hanyalah persepsi dan bukan realitas langit. Jadi, benar bahwa ‘tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan’.
Malam Pun Tidak Dapat Mendahului Siang
Garis yang kedua, ‘dan malam pun tidak dapat mendahului siang’, juga berhubungan dengan siklus harian Bumi. Perputaran Bumi menciptakan fenomena siang dan malam. Cahaya matahari mencapai satu sisi Bumi, menciptakan siang, sementara sisi lain tertutup dalam kegelapan atau ‘malam’. Seiring Bumi berputar, siang berganti malam, dan malam berganti siang dalam siklus yang konstan dan dapat diprediksi. Jadi, tidak mungkin bagi malam untuk mendahului siang karena struktur ini.
Dua kalimat ini menegaskan prinsip-prinsip dasar astronomi dan fisika, menunjukkan bahwa alam semesta kita beroperasi berdasarkan hukum-hukum yang bisa dipahami dan diprediksi. Ini adalah suatu pengingat bahwa, meski kita dapat bebas bergerak dan membuat pilihan dalam hidup kita, ada juga hukum dan batasan alam yang membentuk realitas kita.