Sebagai seorang manusia, setiap individu pastinya akan melakukan berbagai macam perbuatan, baik itu berupa kebajikan maupun kejahatan. Kedua perbuatan ini akan tercatat dan salah satu hari, akan melalui proses penimbangan yang adil di hadapan Sang Pencipta. Hari penimbangan amal perbuatan manusia di hadapan-Nya disebut sebagai hari kiamat.
Timbangan Kebajikan dan Kejahatan
Islam mengajarkan tentang adanya sistem penimbangan yang adil atas setiap amal perbuatan manusia. Sistem ini dinamakan Mizan, sebuah timbangan yang dicatat oleh malaikat penulis amal. Malaikat tersebut mencatat segala amal perbuatan manusia, baik berupa dosa maupun pahala. Pada hari kiamat, setiap amal tersebut akan ditimbang dengan seadil-adilnya.
Dalam Al Qur’an Surat Al-A’raf ayat 8, Allah berfirman: “Kepadanya lah (Tuhan) dipulangkan ilmu tentang saat” itu. Maka tiadalah engkau mempercepatkan diri terhadapnya dan tidak (pula) memperlambatnya.” Menegaskan bahwa penimbangan ini berada di tangan Allah semata, tidak ada makhluk lain yang memiliki wewenang atas hal ini.
Seadil-adilnya Penimbangan
Proses penimbangan amal ini merupakan proses yang seadil-adilnya. Tidak ada satupun amal yang terlewat maupun ditambah. Setiap amal perbuatan akan ditimbang sesuai dengan apa yang telah dilakukan oleh manusia tersebut. Baik itu berupa amal kebajikan maupun kejahatan.
Bagi yang amal kebajikannya lebih banyak, maka ia akan mendapatkan balasan surga. Sebaliknya, bagi yang amal kejahatannya lebih banyak, maka ia akan mendapatkan balasan neraka.
Hari Penimbangan: Yaumul Mahsyar
Yaumul Mahsyar, atau hari penimbangan, merupakan hari yang sangat ditakuti oleh setiap umat manusia, karena pada hari itu setiap amal, baik berupa perbuatan baik maupun buruk, akan dihadapkan dan ditimbang. Setiap manusia akan diperiksa dan ditimbang amal perbuatannya dengan seadil-adilnya. Tidak ada yang bisa melarikan diri dari penilaian pada hari tersebut.
Dari hadis riwayat Al-Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda, “…tiada seorang pun di antara kamu yang melakukan amal melainkan akan ditunjukkan amalnya pada hari itu, baik yang baik maupun yang buruk.” Ini adalah bukti bahwa semua amal perbuatan akan dipertanggungjawabkan dan memperlihatkan sejauh mana kualitas iman dan takwa seorang hamba kepada Allah.
Sebagai hamba, kita dituntut untuk selalu berbuat baik dan menghindari perbuatan buruk. Setiap amal yang kita lakukan, meski sekecil apapun, akan ditimbang dan menjadi penentu nasib kita di akhirat nanti. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang mendapatkan timbangan kebajikan yang lebih berat di hari kiamat. Aamiin.