Bangsa Portugis memasuki Nusantara pada abad ke-16 guna mengejar ambisi mereka dalam menguasai perdagangan rempah-rempah, aspek utama yang membuat Maluku atau wilayah Ternate pada khususnya menjadi sasaran bangsa Eropa. Walaupun awalnya disambut secara damai oleh Raja Ternate, hubungan ini berubah menjadi tegang seiring dengan sikap atau tindakan bangsa Portugis yang kurang disukai rakyat Ternate.
Mengubah Struktur Pemerintahan
Salah satu tindakan Portugis yang memicu perlawanan rakyat Ternate adalah intervensi mereka dalam struktur pemerintahan lokal. Portugis mencoba mengubah sistem pemerintahan tradisional, hal ini berimbas pada kehilangan kedaulatan dan otonomi rakyat setempat. Mereka diberi jabatan dan peran dalam struktur pemerintahan yang baru, yang sebagian besar hanya menyumbang kepentingan Portugis.
Pengenaan Pajak
Portugis juga memperkenalkan sistem perpajakan yang berat bagi rakyat Ternate. Beban pajak ini dirasakan sangat berat bagi rakyat setempat dan menyulut kemarahan mereka. Bangsa Portugis menuntut pajak yang tinggi pada berbagai komoditas termasuk rempah-rempah yang merupakan komoditas utama wilayah tersebut.
Penyebaran Agama Kristen
Portugis juga berusaha keras untuk mengkristenisasi penduduk Ternate. Penyebaran agama Kristen oleh bangsa Portugis dianggap sebagai upaya kekerasan budaya dan sering kali dilakukan dengan paksaan. Hal ini menjadi titik penting dalam penolakan rakyat Ternate terhadap dominasi Portugis.
Perlawanan terhadap bangsa Portugis tersebut biasanya dilakukan dalam bentuk pemberontakan bersenjata dan penguatan diri dengan menjalin aliansi dengan bangsa lain. Kedatangan Bangsa Belanda di Ternate dan perlawanan mereka terhadap Portugis ikut menambah kekuatan rakyat Ternate dalam melawan Portugis.
Meskipun terdapat beberapa faktor yang memicu perlawanan rakyat Ternate terhadap Portugis, tindakan-tindakan bangsa Portugis di atas adalah beberapa poin utama yang memicu perlawanan tersebut. Sejarah ini menjadi pengingat penting akan pentingnya menghormati kedaulatan dan budaya setempat dalam menghadapi pertukaran budaya atau penjajahan.
Jadi, jawabannya apa? Jawabannya adalah tindakan-tindakan bangsa Portugis seperti pengenaan perpajakan yang berat, penyebaran agama Kristen secara paksa, dan mengubah struktur pemerintahan secara radikal adalah poin-poin utama yang memicu perlawanan rakyat Ternate terhadap bangsa Portugis.